Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Harga Minyak Mentah Anjlok Usai Trump Dilantik Jadi Presiden AS
21 Januari 2025 9:01 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Minyak Mentah
Harga minyak mentah menetap lebih rendah pada Senin, setelah Presiden AS Donald Trump dilantik untuk kedua kalinya, dan mengatakan ia akan segera mengumumkan keadaan darurat energi nasional, berjanji untuk mengisi cadangan strategis dan mengekspor energi Amerika ke seluruh dunia.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup turun 0,8 persen menjadi USD 80,15 per barel pada penyelesaian awal karena hari libur Hari Martin Luther King Jr. di AS.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,7 persen menjadi USD 76,58 per barel Kontrak minyak mentah WTI Maret yang lebih aktif turun 1,2 persen menjadi USD 76,48. Tidak akan ada penyelesaian untuk kontrak WTI karena hari libur AS.
ADVERTISEMENT
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara menguat pada penutupan perdagangan Senin. Harga batu bara berdasarkan tradingeconomics naik 0,77 persen dan menetap di USD 114.70 per ton.
Harga batu bara Newcastle mendekati level terendah hampir empat tahun, karena melonjaknya produksi mengimbangi permintaan yang kuat dari konsumen bahan bakar fosil teratas dunia. Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu bara China mengumumkan produksi akan meningkat 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025 setelah mencatat rekor pada tahun 2024.
Sementara itu, kekhawatiran stimulus dari Beijing tidak akan dapat memicu pertumbuhan membebani konsumsi energi thermal yang mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024. Selain itu, permintaan semakin tertekan oleh curah hujan yang melimpah di pusat-pusat manufaktur utama China, yang memungkinkan tenaga hidroelektrik lebih disukai daripada tenaga batu bara.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) juga naik pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO naik tipis 0,40 persen menjadi MYR 4.223 per ton.
Harga CPO tertekan oleh lemahnya permintaan dari India. Impor minyak kelapa sawit negara itu diperkirakan akan turun ke level terendah hampir lima tahun pada Januari karena minyak nabati pesaing yang lebih murah. Surveyor kargo melaporkan pengiriman minyak kelapa sawit Malaysia selama 1–15 Januari kemungkinan turun 15,5 persen hingga 23,7 persen dari level Desember.
Di Indonesia, produsen utama dunia, pemerintah menghentikan sementara subsidi untuk biodiesel minyak kelapa sawit dan program penanaman kembali di tengah reorganisasi di lembaga dana minyak kelapa sawitnya. Sementara itu, persediaan minyak kelapa sawit Malaysia menyusut untuk bulan ketiga pada bulan Desember, sementara produksi turun 8,3 persen dari bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Nikel
Harga nikel terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin. Harga nikel berdasarkan tradingeconomics turun 0,50 persen menjadi USD 16.000 per ton.
Harga nikel naik dari level terendah dalam empat tahun di USD 15.000 yang dicapai pada tanggal 2 Januari, karena pasar menilai dampak pemotongan produksi terhadap kelebihan pasokan logam yang berkepanjangan. Laporan menunjukkan produsen utama Indonesia sedang mempertimbangkan kebijakan untuk mengurangi kuota penambangan nikel menjadi 150 juta ton tahun ini dari 270 juta ton pada tahun 2024, cukup untuk mengurangi pasokan global hingga 35 persen.
Namun, besarnya rebound yang diredam menunjukkan bahwa pasar memperkirakan pasar nikel akan tetap kelebihan pasokan. Hal ini disebabkan oleh lonjakan proyek peleburan China di Indonesia setelah yang terakhir melarang ekspor bijih nikel pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Timah
Sementara itu, harga timah juga terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan situs London Metal Exchange (LME), harga timah melesat 2,06 persen menjadi USD 30.390 per ton.
Menurut tradingeconomics, harga timah dipengaruhi permintaan yang kurang menggembirakan. Perlambatan ekonomi China pada tahun 2024 memperpanjang tingkat pembelian yang diredam setelah agregat yang tertunda dari Asosiasi Timah Internasional menunjukkan permintaan timah merosot hampir 5 persen pada tahun 2023, lebih dari yang diharapkan lembaga tersebut.
Di sisi pasokan, aktivitas yang lebih rendah dari yang diharapkan di tambang timah utama di Negara Bagian Wa Myanmar membuat ketersediaan bijih untuk peleburan China pada tingkat rendah. Ini menantang ekspektasi sebelumnya bahwa produksi timah akan pulih di wilayah tersebut selama paruh akhir tahun 2024, meskipun ada ketidakstabilan politik di Myanmar. Produksi juga lebih rendah di Indonesia karena pembatasan kuota penambangan.
ADVERTISEMENT