Harga Minyak Mentah Diproyeksi Bisa Sentuh USD 90 per Barel di 2024

9 Mei 2024 21:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak mentah. Foto: IhorL/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak mentah. Foto: IhorL/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Energy Information Administration (EIA), lembaga analisis energi independen di Amerika Serikat (AS), memprediksi harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan global bisa menembus USD 90 per barel di 2024.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Short-Term Energy Outlook yang dirilis Mei 2024, EIA memperkirakan fluktuasi harga minyak mentah dipengaruhi kebijakan pengurangan produksi minyak mentah OPEC+ secara sukarela dan risiko geopolitik.
"Ini akan menjaga harga spot minyak mentah Brent mendekati USD 90 per barel untuk sisa tahun 2024, sebelum turun ke rata-rata USD 85 per barel pada tahun 2025 seiring dengan meningkatnya pertumbuhan produksi minyak global," kata laporan tersebut, dikutip Kamis (9/5).
EIA menyebutkan, harga spot minyak mentah Brent rata-rata USD 90 per barel pada April 2024, naik USD 5 per barel dari bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan bulanan keempat berturut-turut.
Peningkatan itu disebabkan penurunan pasokan minyak global dan ketegangan geopolitik. Harga minyak mentah di tengah konflik antara Iran dan Israel fluktuatif imbas ketidakpastian pada ketegangan yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, saat ini terpantau harga spot minyak mentah harian mulai jatuh, di mana harga spot Brent menetap di USD 84 per barel pada 2 Mei.
EIA menilai, meskipun terjadi ketegangan geopolitik, volatilitas harga minyak mentah sepanjang tahun ini bisa diredam dengan cadangan kapasitas produksi minyak mentah yang signifikan.
Jika para produsen memilih untuk menggunakan kapasitas produksi cadangan, dengan begitu pasokan dapat tersedia ke pasar minyak jika terjadi gangguan pasokan jangka pendek.
"Kami memperkirakan kapasitas produksi cadangan OPEC akan mencapai sekitar 4 juta barel per hari hingga tahun 2025," kata EIA.
EIA juga menilai pengurangan produksi OPEC+ secara sukarela selama semester I 2024 akan membuat persediaan minyak global menurun rata-rata 0,3 juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
"Kami mengantisipasi beberapa produsen OPEC+ akan terus membatasi produksi setelah pemotongan sukarela OPEC+ berakhir pada akhir bulan Juni," lanjutnya.
Sementara pada semester II 2024, EIA memprediksi pasar minyak mentah akan relatif seimbang. Hal ini akan menjaga harga minyak mentah mendekati USD 90 per barel sepanjang sisa tahun 2024, sebelum pertumbuhan pasokan 0,4 juta barel per hari menyebabkan harga turun hingga rata-rata USD 85 per barel di tahun depan.
"Namun, masih terdapat ketidakpastian yang signifikan seputar perkembangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, yang berpotensi meningkatkan volatilitas harga minyak dan menyebabkan kenaikan tajam pada harga minyak," tuturnya.

Produksi Minyak Global

Berdasarkan perkiraan EIA, sebagian besar produsen OPEC+ telah mematuhi putaran terakhir pengurangan produksi sukarela yang akan selesai akhir Juni 2024. Pemotongan produksi tersebut mengurangi pasokan global sekitar 2,2 juta barel per hari di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
"Namun kami berasumsi beberapa anggota OPEC+ akan terus membatasi produksi secara sukarela untuk menjaga keseimbangan pasokan minyak global dan mencegah peningkatan signifikan dalam persediaan minyak global," jelas EIA.
Dengan demikian, jika asumsi perpanjangan pemotongan sukarela terjadi, EIA memperkirakan pengurangan bertahap akan menyebabkan produksi minyak mentah OPEC+ meningkat sebesar 0,5 juta barel per hari dari semester I hingga semester II 2024, sebelum meningkat rata-rata 0,5 juta barel per hari pada tahun 2025.