Harga Minyak Mentah Naik Tipis Imbas Serangan Israel, Nikel & Timah Melemah

27 Juni 2024 8:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja migran Indonesia, Ari Rohman, mendorong gerobak saat mengumpulkan tandan buah segar kelapa sawit saat panen di sebuah perkebunan di Banting, Selangor, Malaysia, 10 Juni 2022. Foto: Hasnoor Husain/ Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja migran Indonesia, Ari Rohman, mendorong gerobak saat mengumpulkan tandan buah segar kelapa sawit saat panen di sebuah perkebunan di Banting, Selangor, Malaysia, 10 Juni 2022. Foto: Hasnoor Husain/ Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak mentah naik, Rabu (26/6), meskipun terjadi lonjakan pasokan bensin di AS, karena investor khawatir bahwa potensi perluasan konflik Israel di Palestina dapat mengganggu pasokan minyak mentah dari Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen menjadi USD 85,25 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 7 sen menjadi USD 80,90 per barel.
Batu Bara
Sementara itu, harga batu bara menurun pada penutupan perdagangan Rabu. Menurut situs tradingeconomics, harga batu bara turun 0,37 persen menjadi USD 133 per ton.
Batu bara di bursa Newcastle turun ke level USD 130 per ton karena lemahnya permintaan China dan India, konsumen batu bara terbesar di dunia. Kedua negara diperkirakan akan mengurangi impor mereka pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya.
China telah membuat kemajuan dalam meningkatkan pengukuran kandungan karbon dalam produk-produknya. Sementara Menteri Batubara Federal India G. Kishan Reddy juga mengumumkan rencana untuk mengurangi impor batu bara dan meningkatkan produksi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada penutupan perdagangan Rabu. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO naik tipis 0,54 persen menjadi MYR 3.877 per ton.
Kenaikan harga CPO tertahan oleh lemahnya ekspor. Intertek Testing Services dan AmSpec Agri mengatakan pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Juni kemungkinan turun antara 16,1 hingga 16,9 persen. Sementara SGS mencatat ekspor pada periode tersebut sebesar 908.517 metrik ton, turun dibandingkan periode sebulan lalu sebesar 949.451 ton.
Di India, importir utama CPO membeli 500.000 ton minyak bunga matahari untuk pengiriman Juni, karena persaingan antara pemasok Rusia dan Ukraina menjadikannya lebih murah dibandingkan minyak kedelai dan minyak sawit.
Nikel
Nikel sulfat hasil pemurnian bijih nikel kadar rendah oleh PT Halmahera Persada Lygend. Foto: Trimegah Bangun Persada
Adapun harga nikel terpantau terpantau melemah pada penutupan perdagangan Rabu. Harga nikel berdasarkan situs tradingeconomics turun tipis 0,27 persen menjadi USD 17.120 per ton.
ADVERTISEMENT
Nikel kembali merosot karena dana investasi melikuidasi posisi buy di tengah menguatnya dolar AS dan lemahnya data manufaktur dari China. Terhentinya produksi di Kaledonia Baru, dan potensi penghentian izin di Indonesia, harga Nikel turun tajam.
Para analis memperkirakan tantangan yang sedang berlangsung akibat kelebihan pasokan pasar, memperkirakan total stok nikel primer akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada tahun 2024, sehingga membatasi pemulihan harga yang signifikan pada Mei lalu menembus USD 21.000 per ton.
Timah
Sementara itu, harga timah juga terpantau sedikit menurun pada penutupan perdagangan Rabu. Berdasarkan London Metal Exchange (LME), harga timah turun tipis 0,74 persen menjadi USD 32.012 per ton.