Harga Nikel Meningkat, PT PAM Mineral Targetkan Laba Bersih Rp 103 M di 2021

30 Juli 2021 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang nikel. Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang nikel. Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad
ADVERTISEMENT
Harga nikel yang terus meningkat diyakini juga dapat memberikan keuntungan bagi emiten pertambangan PT PAM Mineral Tbk (NICL). Perusahaan menargetkan laba bersih Rp 103 miliar sepanjang 2021 seiring pendapatan perseroan yang diprediksi meningkat pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Pada tahun ini, perseroan menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 103 miliar, meningkat sebesar 263,46 persen dari laba bersih konsolidasi tahun 2020 yang diprediksikan sebesar Rp 28,45 miliar," kata Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka seperti dilansir dari Antara, Jumat (30/7).
Dari sisi penjualan, volume penjualan diproyeksikan mencapai 1.800.000 metrik ton (MT) pada tahun ini, naik 87,04 persen dari realisasi penjualan pada 2020 sebesar 695.034 metrik ton.
Berdasarkan laporan keuangan interim Desember 2020, emiten berkode saham NICL itu diprediksi berhasil membukukan penjualan senilai Rp 195,44 miliar dan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp 28,45 miliar.
Kondisi tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja perseroan pada 2019, yang mana saat itu perseroan masih mencatatkan kerugian komprehensif sebesar Rp 14,07 miliar.
ADVERTISEMENT
Perseroan mencatatkan laba usaha sebesar Rp 33,57 miliar hingga Desember 2020 dibandingkan rugi usaha sebesar Rp 16,5 miliar pada bulan Desember 2019. Kenaikan laba usaha tersebut disebabkan kenaikan pendapatan penjualan dari anak perusahaan yang cukup signifikan.
PAM Mineral merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral nikel, yang memiliki anak usaha bernama PT Indrabakti Mustika (IBM). Bijih nikel perseroan maupun anak perusahaan, IBM memiliki kadar Ni antara 1,4 persen-1,8 persen.
IBM memiliki lahan konsesi pertambangan nikel di Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Lahan tersebut merupakan lahan Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi seluas 576 hektar (ha).
Sedangkan perseroan memiliki lahan konsesi pertambangan nikel di Desa Buleleng, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Lahan tersebut merupakan lahan IUP operasi produksi seluas 198 ha.
ADVERTISEMENT
Area potensi nikel dari IUP perseroan seluas 198 ha sudah seluruhnya dieksplorasi, di mana seluas 47 ha sudah dilakukan tertambang. Sedangkan sisanya belum dilakukan penambangan.
Ruddy optimistis, bisnis nikel ke depan cukup menjanjikan, seiring dengan tingginya permintaan bijih nikel di pasar domestik serta kecenderungan harga nikel yang semakin meningkat.
Terlebih, pemerintah sedang mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan holding BUMN baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), yang bekerja sama dengan produsen mobil listrik dunia, LG Chem (Korea) dan CATL (China).
Pabrik baterai untuk kendaraan listrik tersebut ditargetkan untuk mulai beroperasi pada 2023. Karena itu, nikel berkadar rendah akan banyak dibutuhkan untuk campuran dengan jenis logam cobalt sebagai bahan baku baterai. Di sisi lain, permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus meningkat, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter.
ADVERTISEMENT