Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Harga Pangan Diproyeksi Melonjak Jelang Puasa, Pengusaha Pastikan Stok Aman
22 Februari 2025 18:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Shinta, prediksi melambungnya harga pangan karena demand dari sisi pasar domestik yang akan selalu meningkat tiap tahunnya sepanjang periode Ramadan-Lebaran, tetapi hal ini dikontribusikan juga oleh faktor perubahan iklim yang menyebabkan yield produksi pangan secara global turun atau bergejolak sehingga menyebabkan harga pangan di pasar global turut terdongkrak naik.
"Faktor lain yang secara signifikan turut menyumbang peningkatan inflasi pangan pokok tersebut adalah pelemahan nilai tukar dan isu distribusi pangan di dalam negeri," ucap Shinta kepada kumparan, Sabtu (22/2).
Meski begitu, Apindo meyakini inflasi pangan akan tetap terkendali di level target inflasi pemerintah, berkat intervensi-intervensi pemerintah dari sisi supply, dari sisi kelancaran distribusi ke berbagai daerah, maupun dari operasi pasar untuk meminimalisir manipulasi harga pasar oleh oknum.
Di sisi pelaku usaha, seperti tahun-tahun sebelumnya, kata Shinta, Apindo akan memanfaatkan momentum Ramadan-Lebaran untuk memaksimalkan kinerja usaha.
ADVERTISEMENT
"Karena itu, sudah pasti kami akan turut memastikan kecukupan supply produk di pasar agar inflasi ekstrem yang disebabkan oleh scarcity atau kekurangan supply di pasar tidak terjadi," lanjutnya.
Shinta melanjutkan, beberapa hal yang dipersiapkan pelaku usaha antara lain, dengan peningkatan stok produksi sepanjang ramadan-lebaran, memastikan kelancaran distribusi hingga ke pengecer dan beberapa juga dengan menyelenggarakan event-event promosi atau diskon.
"Kami harap dengan upaya-upaya ini masyarakat dapat memenuhi kebutuhan Ramadan-Lebaran secara memadai dan lebih terjangkau," ujar Shinta.
Terkait daya beli masyarakat, Shinta memprediksi bakal tetap stabil, dalam arti tidak akan ada lompatan pertumbuhan daya beli atau penerimaan masyarakat dalam waktu dekat.
"Deflasi pun sebetulnya secara agregat hanya menciptakan stabilitas daya beli, bukan peningkatan daya beli masyarakat karena deflasi tersebut terjadi secara artificial akibat intervensi pemerintah atas harga energi," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Shinta mengeklaim bukan daya beli atau penerimaan masyarakat yang meningkat, tetapi affordability harga barangnya yang lebih baik sehingga diharapkan masyarakat memiliki discretionary income yang lebih besar untuk mendongkrak kegiatan ekonomi nonpokok seperti wisata atau konsumsi jasa lainnya.
"Karena itu kami berharap stimulus-stimulus ini dapat diimplementasikan sesuai rencana yang dipublikasikan agar kinerja konsumsi masyarakat sepanjang ramadan-lebaran ini bisa didongkrak maksimal untuk pertumbuhan kinerja ekonomi sektor riil," tambahnya.