Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Harga Properti Melambung, Australia Larang WNA Beli Rumah Mulai April 2025
16 Februari 2025 16:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Bloomberg, Minggu (16/2), pelarangan tersebut dilakukan karena harga properti di Australia yang makin tinggi. Menteri Perumahan Australia, Clare O'Neil, bahkan berencana meninjau kembali apakah pelarangan itu bisa diperpanjang.
"Inisiatif ini merupakan bagian kecil namun penting dari agenda perumahan kami yang sudah besar dan luas, yang difokuskan pada peningkatan pasokan dan membantu lebih banyak orang untuk memiliki rumah," kata O'Neil.
Perumahan Australia termasuk yang paling mahal di dunia, setelah Hong Kong. Melonjaknya harga properti akan menjadi isu utama Pemilu di tengah krisis biaya hidup, terutama di kalangan pemilih muda yang khawatir tidak akan pernah bisa beli rumah.
Di Sydney, nilai perumahan melonjak hampir 70 persen selama sepuluh tahun terakhir, dengan harga rumah rata-rata sekarang sekitar AUD 1,2 juta atau sekitar Rp 12,3 miliar (kurs Rp 10.330 per AUD).
ADVERTISEMENT
Perumahan merupakan penyumbang terbesar terhadap meningkatnya biaya hidup di Australia.Pemerintah Australia baru-baru ini meloloskan reformasi perumahan, termasuk skema ekuitas bersama dan insentif pajak bagi pengembang, untuk mengurangi tekanan biaya dan mencapai target pembangunan 1,2 juta rumah baru pada tahun 2030.