Harga Rusun di Singapura Rp 5,73 M, Wajib Ditempati & Bukan untuk Investasi

14 Oktober 2023 13:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas rumah susun di Compassvale Crescent, Sengkang, Singapura.  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas rumah susun di Compassvale Crescent, Sengkang, Singapura. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah umum yang selalu ditemui di negara maju adalah ketersediaan rumah. Di Singapura, harga perumahan menjadi sangat mahal akibat luas daratan yang kecil.
ADVERTISEMENT
80 persen warga Singapura tinggal di rumah susun atau rusun milik Lembaga Perumahan dan Pembangunan (Housing and Development Board) Singapura. Ada tipe rumah yang memiliki kamar tidur berjumlah tiga, empat dan lima. Salah satu pemilik hunian lantai dua di Block 295C Compassvale Crescent bernama Yoke Cheong telah membeli hunian itu sejak tahun 2003.
“Inflasi juga berpengaruh ke harga rumah, waktu saya beli di tahun 2003 harga rumah SGD 240.000 (atau sekitar Rp 2,75 miliar), sekarang harga rumah di sini bisa sekitar SGD 500.000 (atau Rp 5,73 miliar),” kata Yoke saat ditemui di Compassvale Crescent, Singapura, dikutip Sabtu (14/10).
Yoke merupakan event planner dan pemandu wisata, sedangkan suaminya bernama Zulfiqar Ali bekerja sebagai DJ dan MC profesional di Singapura. Yoke melihat kepemilikan rumah di Singapura semakin kompetitif.
Fasilitas rumah susun di Compassvale Crescent, Sengkang, Singapura. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Semakin tinggi lantai hunian yang ditempati, maka harga rumah juga semakin mahal. Selain itu, lokasi juga menentukan harga rumah publik di Singapura. Pembayaran rumah tersebut melalui opsi Dana Providen Sentral (Central Provident Fund) atau CPF dan utang ke bank. CPF merupakan simpanan yang dimiliki warga Singapura yang bekerja.
ADVERTISEMENT
“Perbandingan harga rumah publik dan kondominium sangat jauh. Tapi kondominium kecil, meskipun ada fasilitas seperti kolam renang dan gym,” tutur Yoke.
Flat house atau rumah susun ini tersedia bagi pasangan yang sudah menikah. Sedangkan mereka yang lajang perlu menunggu hingga usia 35 tahun untuk bisa membeli rumah susun. Pemerintah Singapura mengatur rusun itu bukan menjadi investasi, namun sebagai tempat tinggal.
Ada ungkapan di Singapura juga, orang tidak melamar layaknya seperti lamaran biasa, “Maukah kamu menikah denganku?,” namun dengan “Maukah kamu menandatangani sertifikat BTO (built to order) flat denganku?”.
Sementara itu, pemilik hunian lantai 8 bernama Jonathan Tan membeli flat HDB senilai USD 240.000 pada tahun 2000 atau setara Rp 2,75 miliar. Ia juga memperkirakan harga rumah yang dijual saat ini mencapai SGD 500.000 atau Rp 5,73 miliar.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang pasti prioritasnya membeli rumah, rumah publik biasanya harganya memang naik. Saya biasanya juga membayar biaya maintenance SGD 99,” imbuh Jonathan.