Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PT Aneka Tambang Tbk (Persero) atau Antam menyatakan belum melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena harganya sudah mulai naik dan membaik. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sudah sempat merangkak ke level 5.000-an, meskipun hari ini IHSG kembali terkoreksi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, arahan untuk buyback saham BUMN datang dari Menteri BUMN Erick Thohir pada awal Maret lalu. Dia meminta BUMN yang terdaftar di BEI melakukan buyback agar harganya tidak terlalu jatuh akibat sentimen virus corona.
"Kita akan masuk pasar ketika harga sama undervalue. Setelah kita lihat harga saham Antam belum undervalue dan kalau kita lihat sekarang sudah naik kembali," kata Direktur Keuangan Antam, Anton Herdianto dalam konferensi pers daring, Kamis (11/6).
Anton menjelaskan, salah satu parameternya adalah harga komoditas nikel. Harga terendah terjadi pada bulan Januari dan Februari. Namun, pada bulan lalu, harganya mulai berangsur naik.
"Jadi kita belum lakukan buyback dan harga sudah naik dari saat IHSG jatuh. Inisiatif buyback sekarang enggak jadi prioritas kami. Apabila selesai masa pemberitahuannya, kita akan menyampaikan juga kita enggak akan melakukan proses yang dimaksud," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Erick Thohir perintahkan 12 BUMN buyback saham mereka senilai Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun. Arahan ini diberikan Erick karena pasar IHSG yang anjlok karena tertekan virus corona.
Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, karena saham-saham di Bursa Efek Indonesia banyak yang amblas, beberapa BUMN merasa nilai fundamental melebihi nilai transaksi di pasar. Erick pun memanggil para jajaran BUMN tersebut.
Beberapa BUMN yang sahamnya diminta buyback adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BBRI, PT Bank Mandiri Tbk (Persero) atau BMRI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) atau BBTN.
Selain itu, ada juga BUMN di sektor konstruksi yaitu PT Wijaya Karya Tbk (Persero) atau WIKA, PT Adhi Karya Tbk (Persero) atau ADHI, PT PP Tbk (Persero) atau PTPP, PT Jasa Marga Tbk (Persero) atau JSMR, dan PT Waskita Karya Tbk (Persero) atau WSKT.
ADVERTISEMENT
Di sektor tambang, ada PT Antam Tbk (Persero) atau ANTM, PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA, dan PT Timah Indonesia Tbk (Persero) atau TINS.