Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Harga Saham Waskita Beton Mentok di Rp 50, Begini Nasib Utang Para Vendor
8 Agustus 2023 16:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Dalam proses homologasi pasca pengadilan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) bersama mayoritas vendor menyetujui salah satu opsi pembayaran utang dikonversi dengan saham.
ADVERTISEMENT
Director of Finance & Risk Management WSBP, Asep Mudzakir, mengakui ada beberapa vendor yang tidak setuju dengan keputusan tersebut, lantaran harga saham WSBP saat ini anjlok di sekitar Rp 50 per lembar saham.
Asep menuturkan, saham WSBP sempat disuspensi selama masa PKPU, baru dibuka pada Maret 2023 di harga Rp 95 per lembar saham. Tren saham perseroan kemudian berfluktuatif, sampai akhirnya imbas berbagai kasus induk perusahaan, PT Waskita Karya (Persero), saham WSBP parkir di Rp 50 per lembar.
Dia menyebutkan, faktor pergerakan saham memang sangat banyak, seperti faktor eksternal, industri, dan ada pula faktor fundamental perusahaan itu sendiri.
"Kalau fundamental perusahaan, kita melihat memang WSBP butuh waktu pemulihan kinerja, yang bisa kami lakukan adalah hal-hal terbaik dalam domain manajemen perusahaan," jelas Asep saat media gathering, Selasa (8/8).
Asep mencontohkan manajemen akan memperbaiki pendapatan (revenue), kontrak, liabilitas (utang), dan lainnya. Adapun pendapatan WSBP di tahun 2022 sudah menembus Rp 2 triliun, melesat 70 persen dari 2021. Perusahaan juga sudah mencetak kinerja keuangan yang positif alias laba bersih.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dia juga berharap momentum perkembangan proyek infrastruktur masih menjadi fokus utama pemerintah, apalagi menjelang transisi kepemimpinan pada pemilu di tahun 2024. Namun dia yakin ini terus naik seiring perkembangan ekonomi makro Indonesia.
"Kami jaga ke depan supaya WSBP dari sisi performance bisa dipandang baik dan proses bisnis bisa dianggap baik, di luar itu kita juga sama-sama berharap agar proses transisi kepemimpinan Indonesia berjalan smooth," tutur Asep.
Latar Belakang Utang Vendor Dibayar Pakai Saham
Asep menambahkan, dari total 349 vendor yang memiliki piutang di WSBP, ada segelintir yang tidak setuju dengan keputusan konversi utang menjadi saham dan mengeluhkannya di media sosial Twitter.
Dia mengatakan, kondisi ini memang tidak sesuai ekspektasi ideal, namun WSBP berangkat dari situasi PKPU, sehingga yang terpenting adalah menyelamatkan perusahaan agar tidak sampai pailit yang membuat utang tidak akan bisa dibayarkan kepada vendor.
ADVERTISEMENT
"Pilihannya pasti punya kepastian pembayaran walaupun harus diangsur misal 5 tahun atau dibayar sebagian, tapi ada kepastian dibandingkan seperti kemarin dalam PKPU kalau pailit kan tidak akan dapat," tegas Asep.
Dalam proposal homologasi WSBP, penyelesaian utang untuk klaster vendor melalui konversi menjadi saham berlaku untuk 65 persen vendor dengan nilai sebesar Rp 1,7 triliun. Sementara sisanya 35 persen dicicil menggunakan arus kas selama maksimal 5 tahun.
Direktur Utama WSBP, FX Poerbayu Ratsunu, menambahkan saat voting (pemungutan suara) pada Juni 2023 lalu, ada dua pilihan yang disampaikan kepada kreditur yaitu setuju dengan skema perdamaian yang diajukan perusahaan atau tidak.
Poerbayu mencatat, dari total nilai utang vendor WSBP yang mencapai Rp 2,1 triliun, vendor yang tidak setuju bahkan tidak mendaftar voting hanya sekitar Rp 300 miliar atau kurang lebih 7 persen dari total vendor.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari 7 persen ini ada beberapa yang bersuara keras, apakah merepresentasikan (total vendor) yang Rp 2,1 triliun? Kalau mereka sudah setuju artinya mereka sepakat dengan pilihan yang mereka mau," terangnya.
Suara penolakan dari vendor yang utangnya dikonversi saham ini, kata dia, tidak merepresentasikan total vendor. Terbukti dari 10 vendor dengan nilai utang terbesar, masih mau bekerja sama dengan WSBP.
"Mereka kalau bahasanya tidak kapok. Kita menjadi agak susah kalau persentase yang kecil ini menjadi berkuasa," tegas Poerbaya.