Harga Sebagian Produk Kalbe Farma Naik 3% Akibat Depresiasi Rupiah dan Inflasi

8 Juli 2022 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung kantor PT Kalbe Farma Tbk. Foto: Kalbe
zoom-in-whitePerbesar
Gedung kantor PT Kalbe Farma Tbk. Foto: Kalbe
ADVERTISEMENT
Emiten farmasi BUMN, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menghadapi tantangan akibat pelemahan rupiah. Saat ini, rupiah menyentuh Rp 14.979,00 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Menghadapi inflasi dan pelemahan rupiah di kuartal I 2022, kami sudah melakukan penyesuaian harga jual sekitar 3 persen untuk beberapa produk yang kami lihat sudah terdampak material atau signifikan oleh kenaikan beban tersebut," ujar Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata kepada kumparan, Jumat (8/7).
Adapun inflasi bulan Juni mencapai 4,35 persen secara tahunan, melebihi target yang ditetapkan Bank Indonesia (BI). Inflasi dan rupiah yang nyaris Rp 15 ribu per dolar AS ini menekan emiten produsen suplemen dan obat ini.
"Tentu saja dampaknya tidak 100 persen dibebankan ke konsumen, sehingga tidak memberatkan daya beli mereka," katanya.
Selain menaikkan harga jual, Bernandus menyebut Perseroan juga menjaga kecukupan inventori termasuk bahan baku. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan produk di pasar sehingga mudah didapat oleh konsumen.
ADVERTISEMENT
"Target pendapatan kami tetap tumbuh berkisar 11 – 15 persen hingga akhir tahun 2022. Anggaran Capex 2022 sebesar Rp 1 triliun akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi, dan saat ini sedang berjalan," pungkasnya.
Berdasarkan laporan keuangan, Kalbe Farma meraup laba bersih naik 16,5 persen sebesar Rp 835 miliar di kuartal pertama 2022. Adapun Perseroan mencatat penjualan Rp 7,01 triliun, naik 16,6 persen dibandingkan kuartal 1 2021 sebesar Rp 6,01 triliun.