Harga Telur Anjlok Usai Lebaran, Sentuh Rp 24 Ribu per Kg

24 April 2025 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang telur di Pasar Minggu. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang telur di Pasar Minggu. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Usai Lebaran harga telur ayam sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan di beberapa pasar kawasan Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Seorang pedagang telur yang telah bertahun-tahun berjualan di Pasar Minggu, Temu mencatat penurunan harga yang cukup drastis.
Menurutnya, harga satu peti telur dengan berat total 15 kilogram (kg) yang biasanya berada di kisaran Rp 380.000-Rp 395.000, menjadi hanya Rp 360.000.
“Kasihan peternaknya, makanannya mahal, tapi telurnya malah nggak laku dan akhirnya dijual murah,” kata Temu kepada kumparan, Kamis (24/4).
Temu mengaku menjual harga telur Rp 27.000 per kg. Ia berharap kondisi segera stabil agar peternak bisa terus bertahan.
“Semoga ada jalan keluarnya. Biar peternak nggak terus merugi,” kata Temu.
Kondisi serupa terjadi di Pasar Lenteng Agung. Amin, pedagang di pasar setempat mengaku harga telur sempat menyentuh titik rendah di angka Rp 24.000 per kg.
ADVERTISEMENT
Menurut Amin, penurunan tersebut berlangsung singkat sebelum harga kembali naik ke angka Rp 27.000 per kg.
“Harga telur sekarang Rp 27.000 per kg. Ini udah naik. Kemarin sempet Rp 24.000 per kg. Pasokan aman kalau di sini, tapi pembelinya emang berkurang,” kata Amin.
Pekerja menyortir telur di sebuah kios agen telur di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Harga telur di tingkat konsumen telah diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2O22 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.
Dalam aturan tersebut harga acuan telur ayam di tingkat konsumen Rp 27.000 per kg. Fenomena ini juga dialami oleh Anto, agen telur di kawasan Swadaya, Tanjung Barat.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, anjloknya harga telur seringkali disebabkan oleh tingginya pasokan yang tidak sebanding dengan jumlah pembeli.
Ketika telur tidak segera terserap pasar, risikonya adalah kebusukan. Oleh karena itu, penurunan harga kadang menjadi langkah cepat untuk menghabiskan stok.
"Kalau harga nggak turun, telurnya enggak laku, bisa busuk,” kata Anto.
Anto menjual telur dagangannya senilai Rp 26.000 per kg. Sementara satu peti telur dia jual Rp 375.000.