Harga Telur Naik, Intip Prospek Saham Sektor Poultry

23 Agustus 2022 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (16/11).  Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (16/11). Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga telur ayam di pasaran melonjak hingga tembus Rp 30 ribu per kg. Namun sebaliknya harga ayam justru anjlok akibat kelebihan pasokan bibit ayam umur sehari alias day old chicken (DOC).
ADVERTISEMENT
Pasar pun tampak merespons pergerakan harga produk unggas tersebut. Hal tersebut terlihat dari emiten di sektor unggas (poultry) yang bergerak berfluktuasi beberapa hari terakhir ini.
Vice Presiden INFOVESTA Wawan Hendrayana mengatakan inflasi yang naik tidak hanya telur, namun juga biaya produksi seperti pakan ternak. Meskipun kemungkinan penjualan naik, belum tentu laba akan naik.
"Inflasi tinggi menjadi tantangan semua consumer good, katalis positifnya diharapkan dengan pertumbuhan ekonomi yang ada. Kenaikan harga ini dapat diserap oleh masyarakat dan tidak menurunkan volume penjualan," ujar Wawan kepada kumparan, Selasa (23/8).
Ia mengungkapkan, saham PT Charoen Pokphan Indonesia tbk (CPIN) dan PT Japfa Tbk (JPFA) memiliki permodalan yang kuat. Dua saham tersebut dapat di hold untuk menengah panjang dengan proyeksi tahun pemilu memicu belanja masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) relatif kecil dan risiko likuiditas lebih besar. Kinerja terlihat dari penjualan semester I 2022, WMUU sebesar Rp 1,3 triliun, lebih kecil dibandingkan CPIN Rp 28 triliun dan JPFA Rp 24 triliun.
Sementara itu, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengamati kenaikan harga telur yang terjadi di pasar dicurigai karena adanya permintaan untuk bantuan sosial (bansos). Gejolak harga yang musiman seperti ini tidak lantas berpengaruh signifikan kepada kinerja emiten CPIN, JPFA dan WMUU secara keseluruhan.
"Jadi panduan trading pada ketiga saham tersebut tetap lebih baik mengikuti technical view saja. Perkembangan harga perlu dicermati from time to time sebelum memutuskan memperbesar posisi," kata Liza.
ADVERTISEMENT
Liza memberikan rekomendasi saham Emiten Poultry, antara lain:
CPIN
Advise : Sell on Strength.
Resistance : 6000-6050.
Support : 5800 atau 5700 atau 5550.
JPFA
Advise : Buy On Weakness
Resistance : 1635 atau 1700-1730.
Support : 1585-1565 atau 1550-1530.
WMUU
Advise: Speculative Buy around 134-142.
Resistance : 138-140 / 145-146 / 150 / 158.
Support : 134-132
****
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.