Harga Timah dan Minyak Mentah Anjlok di Atas 2 Persen

31 Mei 2024 8:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi timah. Foto: PT Timah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah harga komoditas bergerak fluktuatif. Harga minyak mentah turun setelah pemerintah AS melaporkan lemahnya permintaan bahan bakar di negara tersebut disertai lonjakan stok bensin dan bahan bakar sulingan yang mengejutkan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (31/5), minyak mentah berjangka Brent turun 2,1 persen menjadi USD 81,86 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 1,7 persen menjadi USD 77,91 per barel.
Batu Bara
Harga batu bara naik pada penutupan perdagangan Kamis. Menurut situs tradingeconomics, harga batu bara naik 1,1 persen menjadi USD 143.20 per ton.
Harga batu bara di bursa Newcastle berada di kisaran USD 140 per ton, karena masalah pasokan di China sedang diimbangi dengan berkurangnya permintaan. Produksi batu bara China turun ke level terendah sejak Oktober 2022 pada April 2024 karena inspeksi keselamatan tambang yang sedang berlangsung membatasi produksi.
Akibatnya, China meningkatkan impor batu bara pada bulan itu untuk mengkompensasi penurunan produksi dalam negeri dan membangun stok untuk mengantisipasi puncak permintaan di musim panas.
ADVERTISEMENT
CPO
Pekerja menata tandan buah kelapa sawit ke atas truk di Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (31/1/2024) Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sedikit turun pada penutupan perdagangan Kamis. Menurut situs tradingeconomics, harga CPO turun 0,1 persen menjadi MYR 3.990 per ton.
Harga CPO sudah naik sekitar 7,39 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan Contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan komoditas ini.
Nikel
Adapun harga nikel mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis. Harga nikel menurut situs tradingeconomics turun 1,83 persen dan menetap di USD 20.115 per ton.
Harga nikel dipengaruhi kekhawatiran gangguan pasokan. Kerusuhan di Kaledonia Baru, wilayah luar negeri yang dikuasai Perancis dan menyimpan sekitar 20-30 persen cadangan nikel dunia, sehingga Perancis mengumumkan keadaan darurat minimal 12 hari pada 15 Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Kerusuhan politik terhadap pemasok nikel besar tersebut ditambah dengan sanksi yang dikenakan terhadap nikel dari Rusia telah mendorong harga di atas USD 20.000 per ton untuk pertama kalinya sejak September 2023.
Timah
Sementara itu, harga timah mengalami penurunan pada penutupan perdagangan . Harga timah menurut situs tradingeconomics terpantau anjlok 2,92 persen dan berakhir di USD 33.111 per ton.
Harga timah melorot di tengah kuatnya permintaan dan penurunan pasokan. Eksportir terbesar, Indonesia, memicu kekhawatiran akan ketatnya pasokan secara global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal I 2024, yang diperburuk oleh kekhawatiran gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini. Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya yang disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT