Harganya Diprediksi Rp 1,6 Juta/Gram, Masih Cuan Investasi Emas Tahun Depan?

28 Desember 2022 19:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
COO Lakuemas Indonesia, Geoffrey Aten dalam acara Laku Emas di Central Park Mall, Rabu (28/12/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
COO Lakuemas Indonesia, Geoffrey Aten dalam acara Laku Emas di Central Park Mall, Rabu (28/12/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
COO Lakuemas Indonesia, Geoffrey Aten mengungkapkan bahwa harga emas di Indonesia akan mengalami tren bullish tahun depan. Hal ini tercatat dalam laporan bank investasi asal Denmark, Saxo Bank mengenai prediksi ekonomi 2023.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari CNBC, Rabu (28/12), Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen memperkirakan harga emas bisa melebihi USD 3.000 atau sekitar Rp 46,5 juta (kurs Rp 15.500) per ons pada 2023.
Dalam hitungan gram, 1 ons setara 28,35 gram. Artinya, per gramnya emas akan berada di harga Rp 1,6 juta. Jumlah tersebut 67 persen lebih tinggi dari harga saat ini sekitar USD 1.797 per ons atau sekitar Rp 982 ribu per gram.
"Emas itu 10 tahun terakhir trennya bullish naik, bahkan kenapa emas Indonesia tidak pernah turun karena ada 2 indikator," ujar Geoffrey dalam acara Laku Emas di Central Park Mall, Rabu (28/12).
Menurutnya, harga emas di Indonesia tidak akan mengalami penurunan, disebabkan beberapa indikator. Pertama, harga logam di mana bergantung pada harga emas dunia.
ADVERTISEMENT
"Kedua, tergantung dari dolar AS," kata dia.
Ia memberi contoh, pada zaman dulu 1 dinar bisa untuk membeli kambing. Namun, saat ini 1 dinar apabila dikonversi ke emas setara dengan 3 gram emas.
"Berabad-abad yang lalu bisa beli kambing, 3 gram emas sekarang bisa ditabung juga," ungkap Geoffrey.
Petugas memperlihatkan emas di Butik Emas Logam Mulia Antam (8/1). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Geofrrey menilai emas merupakan instrumen investasi yang aman. Sebab, hampir seluruh investor dan trader memiliki portofolio emas dalam manajemen investasi mereka.
"Karena sudah terkenal sebagai safe haven," jelasnya.
Saat resesi, kata dia, harga emas juga akan mengalami kenaikan. Banyak orang yang akan mengambil aksi untung mereka di pasar modal akibat melihat instrumen investasi, seperti kripto, sudah mengalami kekacauan.
Adapun emas juga merupakan desentralisasi di mana tidak ada negara atau institusi yang mengatur emas. Geoffrey menjelaskan bahwa harga emas berasal dari supply dan demand di mana apa bila saat mengambil konsesi di Papua, emas akan menjadi terbatas karena secara terus menerus dikeruk.
ADVERTISEMENT
"Harga emas selalu naik karena limited, hukum ekonomi supply demand, kalah semakin sedikit (barang) harga naik," pungkas Geoffrey.