Harita Bakal Bangun PLTS 300 MWp di Kawasan Tambang Pulau Obi, Rampung di 2025

11 April 2023 6:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area HPAL Harita Group. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Area HPAL Harita Group. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Transisi energi kini menjadi tuntutan bagi banyak perusahaan. Apalagi, Indonesia menargetkan bisa mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut juga menjadi perhatian utama pada PT Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel Group). Salah satu upaya yang akan dilakukan dalam upaya Environmental, Social, and Governance (ESG), adalah perseroan berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS dengan kapasitas 300 Mega Watt peak (MWp).
"Kami akan membangun 300MWP PLTS yang diperkirakan akan selesai di tahun 2025," kata kata Direktur Trimegah Bangun Persada (TBP), Tonny H. Gultom, di area tambang Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara.
Pembangunan PLTS akan dilakukan di Pulau Obi, Maluku Utara, yang merupakan lokasi penambangan dan pabrik pengolahan nikel terintegrasi yang dimiliki Harita Group.
Tonny mengatakan, saat ini perusahaan mengandalkan pasokan listrik dari PLTU yang dibangun dengan kapasitas 809 MW. Menurut dia, saat ini perusahaan memulai transisi energi dengan membangun lampu-lampu jalan dengan menggunakan tenaga surya, kendaraan motor listrik di pabrik, dan solar panel di area terpencil seperti BTS.
Lokasi kawasan smelter nikel terintegrasi Harita Group di Pulau Obi, Maluku Utara. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Tonny memastikan perusahaan Perseroan akan mengeksplorasi cara tambahan agar dapat meningkatkan penggunaan tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya untuk memfasilitasi rencana transisi energi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Pabrik dan penambangan nikel milik Harita Group yang berlokasi di Pulau Obi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Pelaksana PNS adalah PT Trimegah Bangun Persada bersama perusahaan afiliasi yang telah beroperasi, yakni PT Gane Permai Sentosa, PT Halmahera Jaya Feronikel dan PT Megah Surya Pertiwi, termasuk perusahaan partner PT Halmahera Persada Lygend.
Adapun untuk untuk mencapai target net zero emission di tahun 2060, pemerintah telah meningkatkan target pengurangan emisi karbon, dari 29 persen atau setara dengan 835 juta ton CO2 menjadi 32 persen atau setara dengan 912 juta ton CO2 di tahun 2030.