Harita Nickel (NCKL) Cetak Laba Bersih Rp 1,36 T di Kuartal I 2023

3 Mei 2023 14:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area HPAL Harita Group. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Area HPAL Harita Group. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Emiten entitas Harita Group, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, menyampaikan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2023. Kinerja keuangan Harita Nickel mengalami penurunan laba.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Rabu (3/5), perusahaan mencetak laba bersih senilai Rp 1,36 triliun, turun 14,27 persen dari kuartal I 2022 senilai Rp 1,59 triliun. Hal ini disebabkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp 4,78 triliun, namun beban pokok penjualan melonjak 136,25 persen menjadi Rp 3,21 triliun.
Pendapatan Harita Nickel terpantau melesat dari seluruh lini bisnis perusahaan di tiga bulan pertama tahun ini, seperti segmen pengolahan nikel naik 75,38 persen menjadi Rp 3,87 triliun dan segmen penambangan nikel naik 90,7 persen menjadi Rp 1,56 triliun.
Lokasi pertambangan nikel Harita Group di Pulau Obi, Maluku Utara. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Pendapatan pengolahan nikel tersebut mencakup dari pihak ketiga, yaitu Lygend Resources and Technology Co., Ltd., Tiongkok senilai Rp 2,94 triliun dan Glencore International AG Swiss senilai Rp 933,57 miliar.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan geografis, pendapatan Harita Nickel dari Tiongkok menduduki posisi tertinggi senilai Rp 2,94 triliun, lalu disusul oleh Swiss senilai Rp 933,57 miliar dan Indonesia senilai Rp 912,76 miliar.
Harita Nickel membukukan laba usaha senilai Rp 1,36 triliun, melambung 8,25 persen dari Rp 1,26 triliun pada kuartal I 2022. Laba periode berjalan tercatat senilai Rp 1,49 triliun, turun 4,72 persen dibanding kuartal I 2022.
Total aset yang dimiliki Harita Nickel naik menjadi Rp 36,24 triliun dari Rp 34,6 triliun per 31 Maret 2023 Kemudian jumlah liabilitas senilai Rp 21,31 triliun, terdiri dari liabilitas jangka panjang senilai Rp 10,6 triliun dan liabilitas jangka pendek senilai Rp 10,7 triliun.