Hashim Minta Pendapat Bill Gates soal RI Mau Bangun PLTN

7 Mei 2025 13:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto (kiri) memperkenalkan sejumlah pengusaha kepada Pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates (kedua kiri) sebelum melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/5/2025). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto (kiri) memperkenalkan sejumlah pengusaha kepada Pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates (kedua kiri) sebelum melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/5/2025). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Utusan Khusus (Utsus) Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, meminta pendapat pendiri Microsoft sekaligus filantropi dunia, Bill Gates, soal rencana Indonesia membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
ADVERTISEMENT
Hashim ingin mengetahui pemikiran Bill Gates tentang reaktor fisi nuklir yang lebih kecil dan modular dibandingkan dengan reaktor nuklir konvensional atau small modular reactor (SMR).
Dia juga menyinggung ketertarikan Bill Gates untuk pengembangan energi terbarukan. Bill Gates telah menginvestasikan banyak dana untuk energi bersih.
"Saya tahu Anda memang sedang berinvestasi di Wyoming untuk energi nuklir SMR. Anda mungkin tahu bahwa pemerintah kami akan memulai program pembangkit listrik tenaga nuklir yang sangat ambisius," ucap Hashim di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5).
Selain minta pendapat tentang SMR, Hashim juga meminta pendapat Bill Gates terkait solusi berbasis alam dan isu lingkungan dalam pengembangan energi nuklir.
"Reboisasi pada dasarnya adalah renjana saya, satwa liar, dan melalui satwa liar, reboisasi, serta memulihkan habitat untuk satwa liar. Jadi saya ingin tahu apa yang Anda rencanakan dan ke mana Anda akan membawa energi nuklir serta pandangan Anda tentang solusi berbasis alam," tanya Hashim.
ADVERTISEMENT
Bill Gates menjawab, dia memiliki atensi khusus pada pengembangan energi terbarukan karena ketika memulai Bill & Melinda Gates Foundation, dia membutuhkan listrik dengan biaya yang murah. Hal ini untuk membantu negara-negara berkembang.
"Namun saya juga mulai tercerahkan tentang perubahan iklim dan memahami bahwa kita harus mengurangi emisi hingga akhirnya mencapai titik nol," jawab Bill Gates di kesempatan yang sama.
Oleh karena itu, Bill Gates dan rekan-rekannya mulai komitmen membuat dan mengembangkan energi nuklir menjadi lebih murah. "Jadi saya mulai sebuah perusahaan pada tahun 2006 yang disebut TerraPower untuk membuat reaktor nuklir generasi keempat," lanjutnya.
Saat ditanya soal small modular reactor (SMR), Bill Gates menjawab reaktor saat ini menggunakan pendinginan air dan memiliki banyak tekanan di dalam reaktor. Maka dari itu, pengerjaannya cenderung rumit dan memerlukan banyak biaya.
ADVERTISEMENT
"Dan saya pikir sangat sulit untuk memulai desain baru, tetapi itu akan memberikan manfaat besar. Kami mulai sebagai usaha patungan di China, kemudian pemerintah AS memutuskan bahwa mereka tidak suka kami bekerja di China," kata Bill.
Bill mengungkapkan ia sedang membangun reaktor pertama di Amerika Serikat (AS) dengan pengembangan yang lebih murah. Pasalnya, ada banyak negara yang membutuhkan energi nuklir ini, Bill juga sedang membuat desain baru rencana ini agar reaktor nuklir bisa aman.
"Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris, ingin menggunakan energi nuklir. Tetapi saat ini rencana tersebut mahal. Oleh karena itu, kami berharap, saat kami membangun 20 reaktor ini, biayanya bisa sangat rendah," katanya.
Lebih lanjut, Bill Gates mengungkapkan sebagian dari proyek reaktor nuklir tersebut akan dibangun melalui kemitraan yang kuat dengan menggaet perusahaan di Korea Selatan, salah satunya Hyundai dan SK.
ADVERTISEMENT
Reaktor nuklir pertama di AS itu direncanakan rampung pada tahun 2030 dan langsung bakal dioperasikan. "Dan jadi selama dekade itu, kami berharap bisa membangun lebih dari 30 gigawatt listrik," imbuh Bill.