Heboh Sunton Capital, Begini Modus Penipuan Investasi Berkedok Robot Trading

19 Oktober 2021 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Trading Forex. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Trading Forex. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Penipuan berkedok investasi menggunakan robot trading kembali ramai. Baru-baru ini, musisi dan pianis Ananda Sukarlan membeberkan penipuan yang dilakukan Sunton Capital.
ADVERTISEMENT
"Tweehearts, aku ikut sedih utk kalian yg udah tertipu "investment" Sunton #suntoncapital. Dimengerti sih, iming2 profit gede bgt, padahal ini money game, ya ikut aja padahal hidup jadi ga tenang, mantengin terus, takut kabur sebelum kalian ambil duit pokoknya," tulis Ananda dalam akun Twitter miliknya, Senin (18/10).
Penawaran investasi menggunakan robot trading dengan iming-iming keuntungan selangit belakangan memang terus bermunculan. Sebelum Sunton Capital, sempat ramai juga AutoTrade Gold (ATG) yang memakai modus serupa.

Money Game Berkedok Investasi

Pemerhati investasi Desmond Wira beberapa waktu lalu memberikan ulasan. Dalam utasnya di Twitter, Desmond menjelaskan bahwa robot trading diklaim dapat meraup profit setiap bulan. Tidak satu bulan pun rugi. ATG misalnya, dalam sebulan keuntungannya 17 persen lebih, setahun 204 persen. Statistik tradingnya menakjubkan, Win Rate 89:11 alias untung 9 kali dari 10 kali trading. Menurut Desmond, ini tidak wajar.
ADVERTISEMENT
"Apakah ATG too good to be true? Kalau saya bilang, sangat-sangat too good to be true. Win ratenya terlalu tinggi untuk gaya trading scalping. Grafik kinerjanya mulus sekali, malah seperti grafik percepatan," ujarnya seperti dikutip kumparan.
"Robot trading ini TIDAK PERNAH mengalami losing streak (kerugian beruntun). Bila suatu hari rugi, besoknya profit lagi. Amazing? Atau bikin kita mengerutkan kening, benar tidak ya?" ia menambahkan.
Desmond melihat beberapa kejanggalan dalam trading yang dilakukan ATG. Pertama, robot di MetaTrader yaitu Expert Advisor (EA) mestinya bisa dijalankan di semua broker. ATG cuma bisa di Pantheratrade atau Legomarket LLC. Keduanya larinya ke server broker yang sama.
Ilustrasi investasi. Foto: Shutter Stock
Kedua, robot trading tidak pernah kelihatan wujudnya. Nasabah menyatakan tidak pernah melihat wujud robot trading tersebut. Robot trading yang dijalankan di MetaTrader tentunya berbentuk file berekstensi mq4 atau ex4. Tetapi karena sistem PAMM, bisa jadi sudah diinstalkan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, ia mempertanyakan mengapa robot trading tidak digunakan sendiri oleh pembuatnya. "Kinerja ATG menakjubkan. Sebulan profit 17 persen, setahun 204 persen. Berutang di bank lalu uangnya ditradingkan pakai ATG masih profit banyak. Lalu kenapa tidak dipakai sendiri, malah repot-repot mencari nasabah receh?" tuturnya.
Ia kemudian membahas mengenai broker yang dipakai ATG, yaitu Legomarket LLC. Broker ini beralamat di offshore island, alamat yang sering dipakai broker penipu. "Offshore island tidak meregulasi forex. Kalau ada penipuan dari sini, bye bye kan saja uangnya," ujar Desmond.
Ilustrasi Penipuan. Foto: Shutter Stock
Legomarket LLC pun sudah dibanned oleh situs MQL5, komunitas pengguna MetaTrader. Legomarket LLC terbukti sudah melakukan fraud, dan diblok oleh MQL5. Fraud yang dimaksud adalah merekayasa data trading.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data-data trading yang diperolehnya, Desmond menyimpulkan bahwa ATG tidak benar-benar melakukan trading. Robotnya pun belum tentu ada.
"Jika benar penipuan, biasanya menggunakan skema Money Game atau Ponzi. Jadi profit untuk nasabah lama dibayarkan dari setoran nasabah baru," paparnya.