Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Heboh Susu Ikan untuk Makan Gratis, Lebih Murah dari Susu Sapi?
19 September 2024 10:06 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Susu ikan digadang-gadang menjadi kandidat pengganti susu sapi untuk program makan bergizi gratis (MBG). Sebab, kebutuhan susu sapi hingga kini mayoritas dipenuhi dari impor.
ADVERTISEMENT
Keinginan susu ikan masuk menu makan bergizi gratis juga digaungkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP ). Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Ditjen PDSPKP, Widya Rusyanto. Ia menuturkan pihaknya optimistis susu ikan bisa dipilih dalam program andalan Presiden terpilih Prabowo Subianto itu.
"Kalau pasti saya enggak bisa menjawab, karena yang memutuskan nanti Badan Gizi dengan Bapanas ya. Tapi kita mencoba untuk memberikan pengertian, memberikan apa sih keuntungannya seperti itu," jelasnya saat ditemui di pabrik pengolahan susu ikan di Bekasi, Rabu (18/9).
Lalu, berapa Harga Susu Ikan ?
Susu ikan merek Surikan yang diproduksi dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sejatinya sudah dipasarkan oleh PT Berikan Protein sejak Agustus 2023.
Berdasarkan penelusuran kumparan di salah satu platform jual beli online, Kamis (19/9), harga satu kotak 350 gram Surikan baik itu rasa coklat maupun stroberi dibanderol Rp 126.000.
ADVERTISEMENT
Chief RnD dan Quality Control PT Berikan Protein, Iwa Sudarmawan, mengakui saat ini harga susu ikan memang masih terbilang mahal jika dibandingkan susu sapi, karena menyesuaikan kapasitas produksi pabrik yang masih skala kecil.
"Ya, untuk saat ini memang seperti itu (lebih mahal dari susu sapi). Tapi kita itu kan karena produksinya masih sedikit. Fixed overhead sama direct labor-nya jadi tinggi," ujarnya kepada awak media di pabrik susu ikan di Bekasi, Rabu (18/9).
Adapun pengolahan susu ikan secara terintegrasi mulai dari hulu di Indramayu, Jawa Barat. Anak usaha PT Berikan Protein, PT Berikan Bahari Indonesia, memproduksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang menjadi bahan baku susu ikan sebesar 30 ton per bulan.
HPI kemudian diolah menjadi susu ikan di pabrik Berikan Protein yang berada di Bekasi, Jawa Barat. Iwa menyebutkan, semakin besar kapasitas produksi, maka harga produk bisa semakin murah.
ADVERTISEMENT
"Ketika sudah mulai produksi massal, apalagi sudah ke arah industrialisasi yang lebih besar, tentunya efisiensi di situ akan kita dapatkan, bisa berkurang cukup drastis," jelas Iwa.
Iwa berharap jika susu ikan bisa masuk dalam program makan bergizi gratis, perusahaan bisa terus meningkatkan kapasitas produksi sehingga harganya tidak setinggi saat ini.
"Kalau untuk program itu (MBG), kemungkinan besar bisa jauh drastis, bisa sampai setengahnya bisa berkurang, karena sekarang itu kan produksinya kita masih sedikit," tegasnya.
Sementara itu, Founder Berikan Bahari Indonesia, Yogi Arie, menjelaskan harga produk susu ikan jika nantinya masuk program makan bergizi gratis masih dalam tahap uji kelaikan (feasibility study) untuk menyesuaikan kebutuhan kadar protein, asam amino, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Memang tidak bisa kita samaratakan semua, termasuk membandingkan harga ya misalnya apple to apple sama susu sapi, itu tidak bisa juga," tuturnya.
Yogi menyebutkan, perbedaan susu ikan dan susu sapi ada di teknologinya. Susu ikan menggunakan bahan baku Hidrolisat Protein Ikan. Menurutnya, susu sapi yang menggunakan teknik hidrolisat juga harganya akan berbeda.
"Supaya fair coba dibandingkan dengan susu sapi yang sudah menggunakan teknologi hidrolisat, jadi ada kata kunci untuk penderita alergi laktosa, ada juga susu sapi menggunakan teknologi hidrolisat," ungkapnya.
Dengan demikian, dia menilai tidak bisa disamakan antara harga susu ikan dan susu sapi yang berbeda jenis dan cara pengolahannya. Bahkan, susu ikan miliknya bisa lebih murah dari susu sapi dengan teknologi hidrolisat.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu dibandingkan ke sana jelas susu ikan jauh lebih murah dibandingkan dengan susu sapi dengan teknologi yang sama apple to apple," imbuhnya.
Di sisi lain, Yogi juga belum bisa membeberkan hasil uji kelayakan harga susu ikan yang diperuntukan program makan bergizi gratis. Dia hanya memastikan produk ini bisa kompetitif dengan susu sapi.
Dia hanya menjelaskan asumsi formula Return on Investment (ROI) dan Internal Rate of Return (IRR) untuk memproduksi HPI dari ikan jenis petek, yakni ROI di kisaran 60 persen dan IRR sebesar 130 persen.
ROI merupakan rasio keuntungan dan kerugian dari suatu investasi yang dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Sementara IRR adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan keuntungan dari investasi potensial.
ADVERTISEMENT
"Jadi untuk harganya berapa tidak bisa saya sebutkan di sini. Tapi untuk bisa bersaing harganya sangat memungkinkan," pungkas Yogi.