Hemat Rp 28,7 Triliun, Modifikasi Kilang Balikpapan Pertamina Capai 47 Persen

8 Januari 2022 20:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) saat melakukan Lifting Alkylation Reactor Equipment pada Sabtu (21/8). Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) saat melakukan Lifting Alkylation Reactor Equipment pada Sabtu (21/8). Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu proyek raksasa PT Pertamina (Persero) yaitu Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi kilang Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), pembangunannya telah mencapai progres 47 persen per 30 Desember 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan proyek yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) tersebut pun memiliki realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai target yang telah ditentukan pemerintah.
"Target TKDN itu 30-35 persen. Selama 24 bulan mengeksekusi, proyek ini sudah sekitar 47 persen dengan TKDN 30,6 persen atau ekuivalen dengan Rp 8,4 triliun. Jadi sebesar Rp 8,4 triliun ini yang berputar, menghasilkan multiplier effect baik untuk industri dalam negeri maupun penyerapan tenaga kerja," ujar Nicke di lokasi RDMP Balikpapan, Sabtu (8/1).
Nicke juga menyebut proyek ini berhasil menyerap tenaga kerja hingga 10.500 orang saat ini. Nicke berkata, 99 persen merupakan tenaga kerja dalam negeri dan 42,5 persen di antaranya merupakan masyarakat asli Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Melalui proyek modifikasi kilang tersebut, Kilang Balikpapan akan menambah kapasitasnya dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari (bph). Nicke mengungkapkan, target penambahan kapasitas tersebut akan rampung Oktober 2023 mendatang.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat berkunjung ke Rumah BUMN Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (7/1). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan.
"Mulai Oktober 2023 akan ada pengurangan impor BBM sebesar 100 ribu barel per hari. Ini cukup besar nilainya, selain itu standar kualitas produknya juga meningkat dari Euro II ke Euro V ini sesuai dengan standar internasional," tutur Nicke.
"Kilang ini tahun ini berusia 100 tahun, tapi kita maintain dan operasikan dengan baik sehingga tetap masih produktif. Selain itu, kilang ini nantinya tidak akan menghasilkan BBM tapi juga polipropilen dan LPG nantinya akan mengurangi impor dari petrokimia dan LPG," tambahnya.
ADVERTISEMENT

Biaya Proyek RDMP Balikpapan Bisa Hemat USD 2 Miliar

Adapun project cost dari modifikasi kilang Balikpapan ini sebesar USD 7 miliar atau sekitar Rp 100,5 triliun (kurs Rp 14.360). Nicke menjelaskan, angka tersebut lebih rendah dari estimasi awal yaitu sebesar USD 9 miliar atau menjadi lebih hemat USD 2 miliar atau setara Rp 28,7 triliun.
Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (8/1). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Sebelumnya, kita estimasikan proyek ini nilainya USD 9 miliar. Tapi kemudian ketika subholding refining and petrochemical mulai terbentuk, kita challenge karena kilang ini rugi terus, apa yang bisa dilakukan supaya neraca positif. Setelah dilihat cost structure-nya 92 persen adalah dari crude," jelas dia.
Melalui crude flexibility yang digarap oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), hal tersebut yang menjadi alasan project cost modifikasi kilang Balikpapan ini bisa lebih rendah dari estimasi yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
"Dengan crude flexibility kita buka, maka tidak perlu lagi refinery unit yang harus memproses sulfur recovery. Ada tiga proses, itu tidak perlu dilakukan dan kita tidak harus beli. Selain menghemat, juga mempercepat," kata Nicke.
Sehingga, target penambahan kapasitas kilang sebesar 100 ribu barel per hari bisa selesai di Oktober 2023, sedangkan peningkatan standar kualitas menjadi Euro V akan rampung di tahun 2024 mendatang.
Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (8/1). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan