Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Hidrogen Jadi Bintang Baru Energi Bersih, Bahlil Singgung PLN Sudah Punya SPBU
15 April 2025 13:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut hidrogen sebagai bintang baru dalam transisi energi bersih. Ia juga menyebut Indonesia punya peluang sebagai calon pemain kunci dalam rantai pasok global energi masa depan tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahlil menyinggung langkah PT PLN (Persero) yang lebih dulu melirik hidrogen, meski kendaraan berbasis hidrogen belum tersedia. Dalam sambutannya saat membuka Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025, Selasa (15/4), Bahlil menyebut Indonesia memiliki modal kuat untuk mengembangkan industri hidrogen.
Ia menyebut Indonesia punya tiga sumber utama untuk produksi hidrogen yakni batu bara, gas, dan air. Ketiganya tersedia melimpah dan menjadi dasar kekuatan Indonesia di tengah persaingan global.
“Indonesia itu adalah cadangan terbesar nomor enam batu bara di dunia. Yang kedua, kita mempunyai gas yang cukup besar. Sepuluh tahun ke depan produksi gas kita akan naik dua kali lipat dibandingkan dengan sekarang. Yang ketiga, kita mempunyai air yang cukup,” kata Bahlil di Senayan JCC.
ADVERTISEMENT
Bahlil menambahkan, pengembangan energi hidrogen harus menjadi bagian dari hilirisasi dan strategi besar pertumbuhan ekonomi nasional. Ia memproyeksikan pemanfaatan hidrogen dapat menciptakan 300 ribu lapangan kerja dan mendatangkan devisa hingga USD 70 miliar.
Di tengah paparan strategis tersebut, Bahlil juga berkomentar terkait langkah perusahaan listrik pelat merah yang sudah membangun stasiun pengisian hidrogen, meskipun belum ada kendaraan hidrogen yang beroperasi.
“Pak Dirut PLN, yang tadi bilang katanya dia sudah punya stasiun pengisian (hidrogen). Sudah punya, mobilnya belum ada. Ini hebatnya PLN ini, stasiun diadakan, mobilnya belum ada. Ini hebat ini,” ucap Bahlil, disambut tawa hadirin.
Sindiran itu disampaikan Bahlil dengan nada santai, namun menekankan pentingnya pengembangan ekosistem energi yang terintegrasi antara infrastruktur, teknologi, dan pasar. Ia juga menyinggung perlunya berpikir kreatif di era sekarang.
ADVERTISEMENT
“Ini sama dengan Ibu Sri Mulyani mengatakan bahwa makom-makom (masalah ekonomi) ekonomi sekarang, yang diajarkan di kampus, tidak berlaku pada era sekarang. Jadi konsep sekarang adalah tiba saat, tiba akal,” lanjutnya.
Bahlil mengapresiasi inisiatif berbagai pihak yang telah memulai langkah di sektor hidrogen. Menurutnya, Indonesia akan tetap konsisten menjalankan komitmen terhadap transisi energi dan pengurangan emisi, meskipun sebagian negara besar mulai ragu dengan target-target yang sudah mereka tetapkan dalam Paris Agreement.
“Indonesia akan selalu berada pada bagian yang akan menjalankan komitmen itu tetapi dengan penuh hati-hati secara mendalam,” tegasnya.
Pada Februari 2024, PLN meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen pertama di Indonesia yang berlokasi di Senayan. Hadirnya HRS ini merupakan upaya dan inovasi lanjutan PLN dalam pembangunan ekosistem hidrogen secara end to end di Indonesia, setelah pada November 2023 meresmikan 21 Green Hydrogen Plant (GHP).
ADVERTISEMENT
Hidrogen untuk HRS Senayan ini dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang. Total GHP tersebut mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen. Lebih lanjut, 75 ton hidrogen ini digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen.