Hilirisasi ala Desa Sejahtera Boja Farm, Hasil Pertaniannya Bisa Ekspor Rp 6,3 M

5 Desember 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Desa Sejahtera Astra (DSA) Boja Farm di kaki Gunung Salak, Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (5/12/2024).  Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Desa Sejahtera Astra (DSA) Boja Farm di kaki Gunung Salak, Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (5/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejuk dan subur, dua kata yang menggambarkan keadaan di Desa Sejahtera Astra (DSA) Yayasan Mitra Organik Boja Farm, Desa Tajur Halang, Kabupaten Bogor pada Kamis (5/12). DSA Boja Farm ini merupakan desa binaan perusahaan multinasional, PT Astra International Tbk.
ADVERTISEMENT
Tokoh Penggerak Desa Sejahtera sekaligus Owner Boja Farm, John Tumiwa, mengatakan pertanian di DSA Boja Farm kini telah melakukan hilirisasi produk-produk unggulannya seperti bubuk cabai rawit, bubuk bawang merah, peanut butter, vanilla paste, bubuk vanilla, bubuk cabai keriting, keripik ubi jalar, vanilla ekstrak, dan gula vanilla.
Lewat produk olahan yang diproduksi di DSA Boja Farm itu, John menyebut telah melakukan ekspansi alias ekspor ke 8 supermarket di Kanada, Texas, dan Jepang, dengan produk unggulannya, yakni vanilla product dan fruit chips.
"Yang dihasilkan dari petani, kita proses, baru kita lakukan ekspor, kita ekspor ke kanada ada 8 supermarket di Vancouver dan Toronto, kemudian di Texas (Amerika Serikat), dan Jepang. Produk unggulannya produk vanilla dan fruit chips," kata John Tumiwa di DSA Boja Farm, Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (5/12).
ADVERTISEMENT
John sebagai tokoh penggerak masyarakat setempat menuturkan, setiap kali ekspor, rata-rata senilai USD 100.000 hingga USD 400.000 atau sekitar Rp 6,3 miliar (kurs Rp 15,861). Di tahun 2024, DSA Boja Farm sudah mengekspor ragam produknya dengan total Rp 6,3 miliar.
Tokoh Penggerak Desa Sejahtera Astra Boja Farm, John Tumiwa, dan Head of Corporate Communications Astra Internasional, Boy Kelana, di DSA Boja Farm Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (5/12). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
"Rata-rata ekspor kita senilai USD 100.000 hingga USD 400.000 per kiriman. Di tahun ini kita udah ekspor USD 400.000," ungkap John Tumiwa.
Berdiri pada 2017, pertanian di DSA Boja Farm sudah memiliki sertifikasi organik berstandar internasional dari Amerika, Eropa, dan Jepang setahun kemudian. Kata John, sertifikat tersebut menunjang kebutuhan ekspor produk mereka.
"Pertanian yang kita kerjakan ini adalah pertanian yang bersertifikat organik, dari 2018 sudah disertifikasi organik di beberapa desa dengan standar Amerika, Eropa, dan Jepang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
John mengungkapkan faktor DSA Boja Farm bisa ekspor hingga saat ini kuncinya di pengelolaan tata niaga pertanian dengan memotong rantai dari tengkulak dan trader. Jadi, John dan timnya hanya berdagang kepada para petani saja.
"Konsep kita adalah kemitraan, kemitraannya adalah kita punya lahan itu dikerjakan oleh para petani, dan bagi hasil mereka 70 persen, kita 30 persen," kata John.
Lebih lanjut, pada 2020 DSA Boja Farm mengombinasikan pertaniannya dengan sektor pariwisata. Di mana, terdapat sub pertanian, penginapan, dan cafe.
"Di tahun 2020 kita coba mengombinasikan dengan pariwisata sehingga jadilah Boja Farm ini, di sini ada pertaniannya, ada vila penginapannya, dan cafenya, Boja itu artinya tempat bahagia. Dan sejak itu kita membina petani," jelas John.
Suasana Desa Sejahtera Astra (DSA) Boja Farm di kaki Gunung Salak, Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (5/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Mengingat DSA Boja Farm yang berada di bawah kaki Gunung Salak, Kabupaten Bogor, John mengungkapkan ada kendala dari sisi infrastruktur dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).
ADVERTISEMENT
"2017 kita mulai di Boja Farm ini dan secara organik, itu tidak mudah, sulit. Setiap tahun auditor kami datang ke sini dari Belanda selalu mengambil air, batang, dan tanah untuk dijadikan parameter," sebut John.
Di sisi lain, John merasa terbantu dengan adanya pengembangan Desa Sejahtera Astra ini. Sebab, bukan hanya dituntun soal pembinaan kesejahteraan masyarakat, tetapi Astra juga membimbing petani untuk menjadi pengusaha yang siap ekspor.
"Sekarang Desa Sejahtera Astra Boja Farm ini sudah membina petani di Sumedang ada 50-an petani, dan tahun depan kita akan membina para petani di Manggarai Timur, dan Maumere untuk pendampingan sertifikasi organik berstandar internasional sehingga produknya kita bisa gabungkan untuk bisa ekspor," ungkap John.
ADVERTISEMENT
"Desa sejahtera ini sudah bekerja sama dengan pemilik kebun yang ada di Jepang, perhari ini kita sudah kirim 4 orang untuk bekerja di Yamagata, Jepang. Jadi sekali lagi saya berterima kasih kepada Astra," tambahnya.
Tokoh Penggerak Desa Sejahtera Astra Boja Farm, John Tumiwa, dan Head of Corporate Communications Astra Internasional, Boy Kelana, di DSA Boja Farm Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Kamis (5/12). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Di kesempatan yang sama, Head of Corporate Communications Astra Internasional, Boy Kelana Soebroto, berharap apa yang telah dilakukan Astra dan jajaran pengelola pertanian di DSA Boja Farm semakin bisa menyejahterakan masyarakat setempat.
"Hari ini istimewa karena ini sudah di penghujung tahun 2024, ikut serta melihat keberlanjutan astra di desa sejahtera ini. Tentunya apa yang sudah dilakukan teman-teman Astra selalu bisa semakin menyejahterakan masyarakat," tutur Boy.