Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Hilirisasi-Industrialisasi Bisa Bawa RI Keluar dari Jebakan Kelas Menengah
20 Maret 2025 5:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Hilirisasi hingga industrialisasi yang tengah digalakkan pemerintah diyakini bisa membawa Indonesia menjadi negara maju dan keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap).
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi Golkar, Gandung Pardiman, menjelaskan hilirisasi hingga industrialisasi menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkualitas.
"Kekuatan besar kita ada pada angkatan kerja kita yang sekarang masuk pada masa bonus demografi," kata Gandung dalam keterangannya, Kamis (20/3).
Dia menjelaskan, Indonesia punya potensi besar pada 28 komoditas dari berbagai sektor seperti minyak dan gas (migas), mineral dan batu bara (minerba), kehutanan, perkebunan, dan kelautan. Setiap hilirisasi komoditas ini membuka peluang industri lanjutan sampai pada tahap akhir produk bernilai tambah tinggi. Dalam proses hilirisasi dan industrialisasi, juga dinilai mampu membuka lapangan pekerjaan yang luas.
"Ini potensi besar yang harus kita manfaatkan. Selain investasi, kita membutuhkan penguasaan teknologi agar bisa mengembangkan berbagai industri lanjutan dari hilirisasi ini. Dunia riset harus mempunyai daya dukung terhadap hilirisasi dan industrialisasi ini," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian kita bisa yakin bahwa hilirisasi adalah kunci Indonesia keluar middle income trap untuk menjadi negara maju," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan membangun kilang minyak jumbo dengan kapasitas 1 juta barel per hari. Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa perubahan kebijakan ini bertujuan untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pemerataan pembangunan.
"Dan tadi kami melakukan rapat untuk membahas implementasi teknis. Di mana salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel karena kita impor sekitar 1 juta barel per day," ucap Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/3).
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, tujuan pembangunan kilang minyak jumbo itu untuk meningkatkan ketahanan energi dan ketahanan industri, terutama pada sektor industri petrokimia. Apalagi, selama ini industri petrokimia memiliki peranan sangat penting dalam memasok kebutuhan bahan baku ke sejumlah sektor industri lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat mendukung pembangunan refinery ini guna penguatan hulu di sektor petrokimia dalam rangka menuju substitusi impor, serta dapat berdampak positif pada penguatan nilai tambah dan investasi, hingga penyerapan tenaga kerja,” kata Agus di Kantor BPSDMI Kemenperin, Jakarta, Kamis (13/3).
Ia optimistis, pembangunan kilang minyak ini selain untuk mewujudkan visi pemerintah dalam upaya mempercepat program hilirisasi, juga menjadi game changer dalam mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia.
Menperin menjelaskan, pembangunan kilang minyak ini akan mengoptimalkan produksi nafta yang menjadi kebutuhan bahan baku bagi sejumlah sektor industri. “Kami juga mendukung upaya Kejaksaan Agung untuk melakukan pembenahan tata kelola minyak dalam negeri yang akan bisa mengoptimalkan proses seluruh refinery yang ada di Indonesia untuk menghasilkan BBM dan nafta,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Timnas Indonesia akan menghadapi Australia di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga yang digelar di Sydney Stadium, Kamis (20/3), sekaligus menjadi debut Patrick Kluivert sebagai pelatih Garuda. Mampukah Indonesia mencuri poin dari tuan rumah?