Hilirisasi Komoditas Laut Masih Kurang, Belum Ada Pabrik Rumput Laut

20 Maret 2023 21:17 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja menjemur hasil panen rumput laut di Desa Tadui, Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (19/8/2020). Foto: Akbar Tado/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja menjemur hasil panen rumput laut di Desa Tadui, Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (19/8/2020). Foto: Akbar Tado/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Indonesia harus mengacu pada pendekatan Ekonomi Biru untuk pembangunan jangka panjang ke depannya.
ADVERTISEMENT
Ia menyayangkan hilirisasi dalam negeri masih terpusat pada komoditas di darat, padahal Indonesia merupakan negara maritim. Luhut mengatakan salah satu potensi terbesar Indonesia yang belum digarap secara maksimal adalah hilirisasi rumput laut.
“Kita itu 70 persennya laut, sementara kita belum ada downstream rumput laut. Jadi saya kira jadi catatan, ada banyak potensi besar dari laut,” kata Luhut pada Seminar Penjaringan Masukan Visi RPJPN 2025-2045 di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Senin (20/3).
Luhut menuturkan baik pemerintah maupun pelaku usaha masih terlalu terfokus pada sumber daya alam yang tersedia di darat. Padahal, ia melihat pendekatan ekonomi biru akan berdampak positif pada perubahan iklim.
Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan), Menteri BUMN Erick Thohir dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan hadir pada Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1 Powerboat World Championship (F1H2O) 2023 yang digelar di Danau Toba, Sumatera Utara, Sabtu. Foto: Dok. Istimewa
Mirisnya, tingkat kemiskinan masyarakat pesisir melampaui masyarakat non-pesisir, meskipun sumber daya kelautan yang bisa digarap berlimpah. Menurut dia, kesejahteraan masyarakat pesisir lebih jelek daripada di darat, padahal di pesisir lebih gampang cari makan karena banyak mangrove, telur ikan, dan rumput laut.
ADVERTISEMENT
“Jadi kami melihat pemerintah belum bisa membuat seluruh masyarakat sejahtera, ini akan jadi masalah terus, karena berapa presiden pun masih tetap akan jadi masalah,” sambungnya.