Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Hindari Persaingan dengan China, Produsen Kipas Angin Spanyol Incar Pasar RI
10 November 2021 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Produsen kipas angin kecepatan rendah volume tinggi (HVLS) asal Spanyol, Magnovent, mengincar pasar Indonesia. Magnovent semula mengincar pasar China, namun negara itu sudah memproduksi kipas angin sendiri, sehingga target pasar dialihkan ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan iklim tropis dan jumlah penduduk 270 juta, Magnovent menilai Indonesia sebagai pasar yang gemuk. Dikutip dari Nikkei Asia, Magnovent telah masuk ke pasar Indonesia pada awal tahun ini. Perusahaan membuka showroom dan gudang pertama di Indonesia, tepatnya di Bali.
"China adalah pasar terbesar di Asia untuk penggemar HVLS. Tetapi mereka sudah membuatnya di sana. Jadi kami memilih Indonesia sebagai gantinya," kata CEO Magnovent, Jonathan Garcia, dikutip dari Nikkei Asia, Rabu (10/11).
Kipas kecepatan rendah volume tinggi (High Volume, Low Speed/HVLS) adalah jenis kipas yang fungsinya mendinginkan ruangan dengan mendorong sirkulasi udara. Kipas HVLS umumnya memiliki sayap kipas panjang hingga sekitar 2 meter. Kipas ini bisa dipasang di langit-langit, di dinding atau dengan kaki untuk diberdirikan.
ADVERTISEMENT
"Indonesia adalah negara tropis dengan lebih dari 270 juta orang, jadi ada banyak permintaan yang terpendam. Dan di Bali, Anda memiliki banyak resor dengan ruang terbuka besar yang membutuhkan solusi ventilasi, bukan AC," kata Garcia menambahkan.
Konsumen awal produk magnovent di antaranya adalah Masjid Istiqlal di Jakarta, Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan Konsulat Jenderal di Bali, jaringan restoran KFC, dan 2M Design Lab, sebuah firma arsitektur di Bali.
"Cukup penting di negara tropis seperti Indonesia untuk menggunakan ventilasi guna mengurangi jumlah AC," kata kepala sekolah 2M Design Lab, Manuele Mossoni.
"Magnovent membuat saya tertarik karena mereka mengatakan mereka bisa melakukannya dengan konsumsi energi yang sangat rendah. Ini memotong tagihan listrik saya sepertiga, jadi saya merekomendasikannya ke beberapa klien perumahan dan komersial kami," kata Mossoni.
Mattia Di Bitonto, salah satu pemilik Black Sand Brewery di Bali, mengatakan dua kipas HVLS 4,5 meter yang diimpor dari China pada tahun 2019, membantunya memberikan kenyamanan bagi pelanggannya saat mereka minum bir.
ADVERTISEMENT
"Awalnya saya tidak menginginkannya, saya ragu apakah mereka akan memberikan ventilasi yang cukup, tetapi mereka bekerja dengan sangat baik," kata Di Bitonto.
Kesadaran konsumen yang rendah adalah hambatan lain yang dihadapi para pemasok HVLS. Sebagian besar orang Indonesia memiliki preferensi yang jelas untuk AC dan belum pernah mendengar tentang kipas HVLS.
"AC adalah bagian yang sangat besar dari mentalitas di Indonesia," kata Garcia. “Di Jakarta orang pergi dari mobil ber-AC, ke gedung-gedung ber-AC, ke rumah-rumah ber-AC.”
Namun, Magnovent optimistis dapat mengalahkan pesaing dengan menawarkan garansi internal, servis, dan dukungan penjualan. Perusahaan menawarkan motor penggerak brushless, yang diklaim sebagai solusi pendinginan paling hemat energi di pasar.