Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Saat virus corona masih berlangsung, masyarakat juga dihadapkan dengan adanya hoaks khususnya di media sosial. Kondisi tersebut tentu juga dikhawatirkan menimbulkan kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat memang sudah ada hoaks yang bermunculan selama virus corona berlangsung. Informasi tidak benar tersebut juga disebarkan oleh masyarakat.
“Hoaks di masa-masa COVID ini memang informasinya ada dan beberapa sudah muncul juga informasi yang diproduksi untuk berbagai kepentingan lalu disebar secara masif melalui platform digital atau melalui media yang tak terdaftar di dewan pers,” ujar Dewi Susilorini dari Dit Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo saat diskusi virtual, Selasa (21/4).
“Lalu masyarakat juga menjadi bagian penyebaran masif ini karena tadi tidak memahami, ketika baca dapat broadcast langsung dishare,” tambahnya.
Dewi tidak membeberkan berapa hoaks yang sudah dicatat Kominfo selama masa serangan virus corona berlangsung. Dewi hanya mencontohkan beberapa hoaks yang terjadi seperti informasi tisu basah sebagai pengganti masker untuk mencegah virus corona.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga berita hoaks mengenai seorang bapak yang memborong mi instan karena corona, padahal memang untuk dijual lagi. Menurut Dewi, hoaks tersebut membuat masyarakat panik.
“Lalu efeknya tadi bisa menimbulkan panic buying, lalu harga-harga naik dan seterusnya karena lihat-lihat foto, lihat gambar (hoaks),” ujar Dewi.
Dewi menegaskan, masyarakat harus terus diedukasi agar tidak gampang percaya dengan hoaks. Beberapa ciri hoaks seperti tidak ada sumber yang jelas dari informasi yang didapatkan.
Untuk itu, Dewi meminta masyarakat bisa memeriksa jika ada nomor telepon dari pesan berantai yang biasa dikirimkan. Apabila nomor yang dihubungi tidak jelas, maka berita tersebut tidak usah dibagikan lagi.
“Untuk menghindari hoaks selain pemerintah memiliki regulasi juga beberapa komponen sistem untuk melindungi masyarakat dari hoaks tapi tetap saja pendidikan, edukasi, sosialisasi harus terus dilaksanakan,” tutur Dewi.
ADVERTISEMENT
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona