Holding BUMN Farmasi Minta Alkes Impor Dibatasi: Kami Kalah Saing

18 November 2020 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bea Cukai siap mempermudah impor alat kesehatan untuk penanggulangan COVID-19. Foto: Dok. Bea Cukai
zoom-in-whitePerbesar
Bea Cukai siap mempermudah impor alat kesehatan untuk penanggulangan COVID-19. Foto: Dok. Bea Cukai
ADVERTISEMENT
Holding BUMN Farmasi meminta agar pemerintah mengerem impor alat kesehatan. Sejak merebaknya pandemi COVID-19, penggunaan alat kesehatan atau alkes mengalami kenaikan signifikan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sebagian besar dari alkes yang digunakan merupakan produk impor. Atas dasar itu, Ketua Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir, berharap pemerintah mau membatasi keran impor. Khususnya untuk produk yang bisa disuplai dalam negeri.
Meski sudah ada peraturan terkait tingkat komponen dalam negeri (TKD), pelaku industri di sektor farmasi ini menurutnya butuh jaminan tegas dari pemerintah.
"Usulan kami dari industri kita butuh jaminan tegas pemerintah. Selama produk bisa disuplai dalam negeri, tentu ada pembatasan impor," ujar Honesti dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (18/11).
Honesti Basyir CEO Bio Farma menjadi juri di games Foto: Novianti Rahmi Putri/kumparan
Ia menyatakan, saat ini sudah banyak inovasi produk dalam negeri yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan alkes. Namun, produk tersebut kerap tidak terjual lantaran kalah saing dengan produk impor.
ADVERTISEMENT
"Contoh di alkes banyak sekali inovasi dalam negeri yang sudah dikeluarkan, tapi masih kalah bersaing dengan impor. Karena keran impor masih dibuka pemerintah," tutur Dirut Bio Farma itu.
Sebagaimana diketahui, saat kasus pandemi mulai merebak di Indonesia, kebutuhan akan alat kesehatan memang bergantung pada impor. Sebut saja impor masker yang menurut catatan Bea Cukai mencapai 155 juta lembar pada bulan Juli 2020 lalu.
Selain itu, ada pula impor pakaian pelindung diri saat itu yang mencapai 39 juta pcs, serta 2,3 juta pcs hand sanitizer.