news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Holding PTPN Bakal Rampingkan 13 Anak Usaha Jadi 4 Perusahaan

25 Mei 2022 13:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Transformasi besar-besaran di tubuh Holding PT Perkebunan (PTPN) masih berlangsung. Selain menghapus jabatan direktur utama di 13 anak usaha pada 2020, kini holding tengah merampungkan lagi menjadi 4 perusahaan.
ADVERTISEMENT
Keempat anak usaha itu adalah PTPN III sebagai induk holding, Palm Company yang akan mengurus bisnis sawit, Sugar Company di bidang gula & tebu, dan Supporting Company yang akan mengurus bisnis di luar perkebunan.
"Ke depan PTPN akan menyederhanakan yang tadinya PTPN III holding, anak usaha 1, 2, 4, hingga 14 ini akan kita tata ulang menjadi hanya 4 perusahaan," kata Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani di The CEO kumparan, Rabu (25/5).
Untuk Palm Company atau Palm Co, kata Ghani, khusus mengurusi bisnis persawitan dari hulu hingga hilir. PTPN yang sebelumnya mengurusi bisnis ini akan di-spin off menjadi satu.
Di dalam Palm Co, nantinya lahan sawit juga akan diperluas. Saat ini, lahan kelapa sawit milik holding PTPN, kata Ghani, saat seluas 565 ribu hektar. Perusahaan punya target mengejar lahan sawit menjadi 700 ribu hektar dalam lima tahun.
ADVERTISEMENT
Caranya, kata Ghani, akan diambil dari lahan karet yang tidak optimal. Saat ini, lahan karet PTPN ada 140 ribu hektar, sebanyak 80 ribu hektar akan diambil untuk ditanami lahan sawit.
Ghani menyebut, langkah ini diambil karena bisnis karet di Indonesia bahkan dunia sudah tidak begitu menguntungkan sebab banyak komoditas lain yang menghasilkan produk karet bukan dari getah karet.
"Sawit kan bagus sekali, sedangkan karet ini masa depannya kurang bagus. Substitusi karet tuh bisa dari karet alam, derivat kelapa sawit juga bisa hasilkan produk yang selama ini dari karet. Jadi karet akan kita konversi ke sawit," terang dia.
Hal yang sama juga akan dilakukan di Sugar Co. Seluruh pabrik gula yang tadinya dikelola masing-masing PTPN, kini dipegang satu tangan. PTPN tercatat memiliki 36 pabrik gula.
ADVERTISEMENT
Selain sawit dan karet, PTPN memiliki komoditas tebu dengan luas lahan 65 ribu hektar, kopi 13 ribu hektar, teh 30 ribu hektar, kakao 633 hektar, tembakau 44 hektar, dan lainnya 54 ribu hektar. Total lahan yang ditanami perkebunan (planted) 845 ribu hektar dengan luas area konsesi 1,17 juta hektar.
Ketiga, Supporting Company. Perusahaan ini, kata dia bakal mengurus bisnis dari komoditas teh dan kopi yang bisnisnya sudah tidak menguntungkan. Padahal asetnya banyak.
"Supaya tidak lemah, maka tanah-tanah HGU (Hak Guna Usaha) ini yang kita tanam tebu disewakan untuk Sugar Co. Jadi bisa nutup cashflow," ujar dia.
Di Supporting Company, perusahaan juga akan mengurusi KEK Sei Mangkei di Sumatera. Ada 2.000 hektar lahan yang sempat mangkrak, kini sudah dipercepat utulisisasinya.
ADVERTISEMENT
Kata Ghani, selama 10 tahun, utilisasi industri KEK Sei Mangkei hanya 200 hektar. Tahun lalu, dalam setahun, sudah bisa bertambah 100 hektar.
"Jadi kita percepat utilisasi. Kami ubah kebijakannya. Ada investor datang, tahun ini dibangun. Dan kita kejar terus, kita bukan jual lahan, tapi bagaiman industri mau bangun di situ. Lahan sudah oke, orang mau itu (sewa) kan enggak cuma lahan tapi (ada) supporting (seperti infrastruktur lain)," terangnya.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Di Supporting Co ini, PTPN juga bakal fokus membangun bisnis properti di Deli Megapolitan, Medan. Rencananya, membangun perumahan seperti Bumi Serpong Damai (BSD). Lahan yang disediakan 8 ribu hektar.
"Pengembangan kota Medan masuk di suppporting. Lalu di Medan kita punya kawasan dengan Perumnas 854 hektar. Ini yang akan bantu cash kita," terang dia.
ADVERTISEMENT