Hutama Karya Sebut Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Serap 202.468 Pekerja

6 September 2022 12:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Foto: Dok. Hutama Karya
zoom-in-whitePerbesar
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Foto: Dok. Hutama Karya
ADVERTISEMENT
PT Hutama Karya (Persero) ikut menggarap Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Sejak awal pembangunan hingga dioperasikan, Hutama Karya mencatat telah menyerap ratusan ribu tenaga kerja lewat proyek JTTS.
ADVERTISEMENT
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengungkapkan jumlah pekerja yang telah diserap di JTTS selama masa konstruksi terhitung dari 2015 sampai dengan 2022 mencapai 202.468 orang, yang tersebar di 14 proyek.
14 proyek tersebut yaitu pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang-Indralaya, Pekanbaru-Dumai, Medan-Binjai, Padang-Sicincin, Indrapura-Kisaran, Sigli-Banda Aceh, Pekanbaru-Bangkinang, Bangkinang-Pangkalan, SP Indralaya-Prabumulih, Bengkulu-Taba Penanjung, Prabumulih-Muara Enim, dan Binjai-Langsa.
“Untuk serapan pekerja terbesar ada pada pembangunan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung yang mencapai 45.357 pekerja,” kata Koentjoro melalui keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (6/9)..
Koentjoro menjelaskan jumlah pekerja tersebut terdiri dari karyawan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selaku owner yang terdiri dari Project Director, Manager, dan Officer; Tim Supervisi (Konsultan Pengawas) terdiri dari Project Engineer, Chief Inspector di berbagai bidang, Quality Engineer, Quantity Enginner, QHSSE dan asistennya; dan tim Kontraktor yang terdiri dari Project Manager, Site Engineer Manager, Site Operation Manager, dan Site Administration Manager, serta masing-masing officernya.
ADVERTISEMENT
“Selain itu jumlah yang paling banyak adalah para pekerja di lapangan yang merupakan pekerja konstruksi, mulai dari mandor, tukang dan pekerja yang mana kita mengutamakan tenaga kerja lokal setempat terlebih dahulu sebelum mendatangkan tenaga dari daerah lain,” ujar Koentjoro.
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Foto: Dok. Hutama Karya
Selain dari sisi konstruksi, setelah dioperasikan JTTS juga membuka peluang kerja dan menyerap ribuan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja di 7 ruas JTTS yang sudah dioperasikan oleh Hutama Karya mencapai sekitar 1.980 tenaga kerja dengan pembagian 1.641 orang di tenaga kerja di layanan operasi jalan tol dan 339 orang di layanan rest area.
“Sedangkan sejumlah 1.980 orang itu, 33 orang merupakan tenaga management kantor, dan 1.947 sebagai tenaga teknis lapangan antara lain, dilayanan transaksi, layanan lalu lintas, layanan pemeliharaan dan layanan rest area. Penyerapan tenaga kerja tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya ruas baru yang akan mulai beroperasi yaitu ruas Bengkulu-Taba Penanjung dan Pekanbaru-Bangkinang,” terang Koentjoro.
ADVERTISEMENT
Di samping serapan tenaga kerja, JTTS juga sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di Sumatera. Dengan terbangunnya JTTS secara penuh, industri dan aktivitas ekonomi tumbuh secara optimal dengan memanfaatkan skala ekonomi; meningkatnya aktivitas ekspor dan impor; pemanfaatan infrastruktur maritim yang optimal karena terbukanya akses ke pedalaman dan hinterland; biaya logistik yang kompetitif; efek spill over penuh dari daerah ke daerah dan sektor ke sektor serta spesialisasi regional yang optimal; serta berkembangnya seluruh kabupaten dan kota.
Selain itu, Hutama Karya juga mengoptimalkan fungsi Rest Area di Jalan Tol Trans Sumatera untuk mewadahi potensi UMKM setempat. Adapun di tahun ini Hutama Karya juga fokus pada peningkatan kinerja khususnya terkait peningkatan aset seperti, percepatan penyelesaian penugasan JTTS di mana telah terbangun ekuivalen 827 km, peningkatan aset pada anak dan cucu perusahaan selaras dengan internalisasi percepatan penyelesaian penugasan JTTS melalui peningkatan piutang, serta akuisisi anak perusahaan.
ADVERTISEMENT
Hutama Karya juga melakukan strategi bisnis di semester II tahun 2022 seperti melaksanakan akselerasi perolehan kontrak baru, menjaga konsistensi efisiensi biaya, penyelesaian JTTS sesuai target terbangun 2022, pelaksanaan kerja sama investasi untuk percepatan pembangunan JTTS, hingga upaya lindung nilai yang sesuai dengan cashflow perusahaan.