Hyundai Bakal Bangun Pusat Riset Taksi Terbang di IKN

14 Januari 2025 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud Hyundai Kona Electric menjadi taksi listrik baru Blue Bird Group. Foto: Instagram/@sigitdjokosoetono
zoom-in-whitePerbesar
Wujud Hyundai Kona Electric menjadi taksi listrik baru Blue Bird Group. Foto: Instagram/@sigitdjokosoetono
ADVERTISEMENT
Hyundai yang merupakan pengembang taksi terbang untuk transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) disebut akan membangun pusat riset dan pengembangan atau research and development (R&D) untuk pengembangan taksi terbang.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN), Mohammed Ali Berawi, menuturkan saat ini OIKN beserta Hyundai sudah ada di tahap Proof of Concept (POC) yang nantinya akan dilanjut dengan pembangunan R&D Center di tahun 2026-2028. Fase berikutnya di tahun 2029 adalah uji komersial untuk taksi terbang yang ada.
“Saat ini kita kan POC, Proof of Concept. Nanti 2026 ke 2028 ini akan kita establish R&D center-nya. Jadi R&D Center akan dibangun di IKN,” tutur Ali ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan pada Selasa (14/1).
Dalam pengembangan taksi terbang, Berawi juga berharap ada keterlibatan industri dalam negeri dalam hal ini PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Untuk itu, OIKN juga sudah melakukan diskusi dengan jajaran direksi PTDI.
ADVERTISEMENT
The new Hyundai Creta N-line Turbo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
“Jadi bukan simpel kita beli-beli gitu. Tapi ambil lalu kembangin. Kayak Hyundai, kita ajak PTDI. Trem otonom kemarin kita ajak diskusi KAI sama INKA. Karena kan nanti ini enggak cuma bisa di IKN doang. IKN hanya jadi living lab, nanti bisa dicontoh (daerah lain),” lanjut Berawi.
Walau demikian, Ia menjelaskan berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) belum ada langkah lebih lanjut dari Hyundai untuk membangun pabrik taksi terbang.
Berkaitan dengan trem otonom atau Rail Transit (ART) buatan China yang operasionalnya dihentikan di IKN, saat ini masih ada di tahap evaluasi untuk penilaian terhadap beberapa aspek.
“Di kita ada 4 penilaian. Jadi penilaian itu dari kualitas teknologi, kedua value for money, ketiga transfer technology, transfer knowledge dan yang keempat interoperability. Nah itu harus dipenuhi tuh,” jelasnya.
ADVERTISEMENT