Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN), Mohammed Ali Berawi, menuturkan saat ini OIKN beserta Hyundai sudah ada di tahap Proof of Concept (POC) yang nantinya akan dilanjut dengan pembangunan R&D Center di tahun 2026-2028. Fase berikutnya di tahun 2029 adalah uji komersial untuk taksi terbang yang ada.
“Saat ini kita kan POC, Proof of Concept. Nanti 2026 ke 2028 ini akan kita establish R&D center-nya. Jadi R&D Center akan dibangun di IKN ,” tutur Ali ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan pada Selasa (14/1).
Dalam pengembangan taksi terbang, Berawi juga berharap ada keterlibatan industri dalam negeri dalam hal ini PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Untuk itu, OIKN juga sudah melakukan diskusi dengan jajaran direksi PTDI.
ADVERTISEMENT
“Jadi bukan simpel kita beli-beli gitu. Tapi ambil lalu kembangin. Kayak Hyundai, kita ajak PTDI. Trem otonom kemarin kita ajak diskusi KAI sama INKA. Karena kan nanti ini enggak cuma bisa di IKN doang. IKN hanya jadi living lab, nanti bisa dicontoh (daerah lain),” lanjut Berawi.
Walau demikian, Ia menjelaskan berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) belum ada langkah lebih lanjut dari Hyundai untuk membangun pabrik taksi terbang.
Berkaitan dengan trem otonom atau Rail Transit (ART) buatan China yang operasionalnya dihentikan di IKN, saat ini masih ada di tahap evaluasi untuk penilaian terhadap beberapa aspek.
“Di kita ada 4 penilaian. Jadi penilaian itu dari kualitas teknologi, kedua value for money, ketiga transfer technology, transfer knowledge dan yang keempat interoperability. Nah itu harus dipenuhi tuh,” jelasnya.
ADVERTISEMENT