Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
IBC Sebut 45 Persen Baterai EV Dunia dari Nikel RI, Tapi Diproses di China
17 Februari 2025 16:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC ) Toto Nugroho, mengungkapkan fakta bahwa 40-45 persen baterai kendaraan listrik (EV) di dunia memakai bahan baku nikel dari Indonesia, namun proses pengolahannya di China.
ADVERTISEMENT
Toto mengatakan, Indonesia memiliki hampir seluruh bahan baku untuk membuat baterai berbasis Nickel Manganese Cobalt (NMC), namun sayangnya proses produksinya masih banyak dilakukan di China.
"Kemungkinan hampir 40-45 persen kendaraan EV ada di dunia asalnya baterainya sebenarnya dari Indonesia Pak. Dia dari Indonesia, dia dibawa ke China untuk diproses," jelasnya saat Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR, Senin (17/2).
Nikel yang diproses di China tersebut, kata Toto, kemudian dikirim ke Amerika Serikat (AS) hingga Eropa. Dengan begitu, menurutnya, industri hilirisasi menjadi hal yang sangat strategis.
"Jadi sebenarnya sumbernya itu ada di Indonesia, cuman proses hilirisasinya tidak terjadi keseluruhannya di Indonesia, dan inilah yang saya rasa suatu hal yang sangat strategis buat Indonesia," kata Toto.
ADVERTISEMENT
Toto menuturkan, peran BUMN sangat penting dalam mendorong proses hilirisasi di dalam negeri dan menjadi salah satu program strategis Presiden Prabowo Subianto.
Hilirisasi, kata dia, bisa meningkatkan nilai tambah produk nikel hingga belasan kali lipat dari bijih nikel hingga menjadi produk baterai kendaraan listrik.
"Setelah kita olah menjadi MHP itu satu tahapan berikutnya bisa 4 kali dan kalau kita terus mengolahnya menjadi baterai material, baterai manufaktur, dan juga kendaraan jadi per ton nickel-nya itu memiliki nilai multiplier yang signifikan sampai 16 kali lebih lipat," ujar Toto.
Momentum hilirisasi ini juga didukung oleh peningkatan permintaan kendaraan listrik di dalam negeri. Toto mencatat, penjualan mobil listrik saja sudah naik 200 persen dari 13 ribu unit di tahun 2023 menjadi 40 ribu unit di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, Toto mengungkapkan mayoritas mobil listrik yang dijual di Indonesia tersebut menggunakan baterai berbasis lithium ferrophospate (LFP), bukan NMC atau berbasis nikel yang bahan bakunya melimpah di Indonesia
"Hampir 40 ribu terjual di tahun 2024 namun memang hampir 90 persennya yang berbasis LFP, jadi yang belum berbasis nikel," tuturnya.
Dengan demikian, Toto memastikan IBC akan terus berinovasi dalam produksi baterai ke depannya. Namun, dia juga meminta pemerintah agar tetap memprioritaskan penggunaan baterai berbasis nikel.
"Kita mungkin harus minta dukungan juga bagaimana secara regulasi kita bisa memberikan prioritas untuk baterai-baterai yang sifatnya dari nikel yang di Indonesia memiliki resource-nya langsung," pungkas Toto.