Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
IBC Sebut Tarif Impor Trump Bikin China Makin Agresif Investasi Baterai EV ke RI
17 Februari 2025 14:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, mengatakan IBC meminta dukungan peningkatan iklim investasi untuk hilirisasi bahan baku baterai untuk menyiapkan limpahan investasi dari perusahaan China yang ingin merelokasi basis produksinya.
"Sekarang China sangat agresif untuk bisa masuk ke Indonesia, untuk menjadikan basis kita untuk memberikan solusi baterai EV (Electric Vehicle) ataupun Baterai Energy Storage ke Amerika," kata Toto saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR, Senin (17/2).
Toto menuturkan impor barang dari China ke AS dikenakan tarif impor hampir 40 persen. Sementara tarif impor barang dari Indonesia kemungkinan hanya dikenakan 10 persen.
"Jadi ini suatu keunggulan yang kita dapatkan kalau kita menjadikan basis baterai production bukan hanya untuk Indonesia, tapi kebutuhan untuk global termasuk untuk Amerika Serikat," ujar Toto.
ADVERTISEMENT
Selain untuk memasok kebutuhan baterai kendaraan listrik ke pasar global, Toto mengungkapkan permintaan di dalam negeri juga kian melesat.
Tercatat pada 2024, sekitar 40 ribu unit mobil listrik terjual di Indonesia. Meski begitu, Toto menyebutkan 90 persen baterainya berbasis lithium ferrophosphate (LFP), bukan nikel yang bahan bakunya melimpah di Indonesia.
"Ini suatu hal yang kelak kita mungkin harus minta dukungan juga bagaimana secara regulasi kita bisa memberikan prioritas untuk baterai-baterai yang sifatnya dari nikel yang di Indonesia memiliki resource-nya langsung," tutur Toto.