Ibu Negara Korsel Dituding Terima Pemberian Tas Dior Rp 35 Juta

25 Januari 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee. Foto: Philip Fong/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee. Foto: Philip Fong/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Upaya Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk-yeol untuk kembali menguasai parlemen di Pemilu April 2024 mulai terancam. Pasalnya, baru-baru ini muncul ‘skandal tas Dior’ yang melibatkan sang Ibu Negara, Kim Keon Hee.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Kamis (25/1), skandal tas Dior ini cukup membuat kacau menjelang Pemilu. Terdapat rekaman kamera tersembunyi yang memperlihatkan Itu Negara Korsel menerima tas Dior sebagai hadiah.
Beberapa anggota Partai Kekuatan Rakyat yang merupakan partai konservatif Yoon telah mendesak dirinya dan istrinya untuk meminta maaf atas insiden tersebut.
Yoon dan istri juga diminta mengaku untuk tidak pantas menerima tas itu. Namun sayangnya, kantor Presiden Yoon tidak memiliki informasi untuk dibagikan dan memilih untuk diam.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadiri perayaan 75 tahun Hari Angkatan Bersenjata Korea, di Seongnam, Korea Selatan, Selasa (26/9/2023). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Hal ini berisiko menciptakan titik api yang pada akhirnya dapat merugikan partainya pada Pemilu 10 April 2024 nanti.
Para analis mengatakan, ketika Kim, sebagai pasangan seorang pejabat pemerintah, menerima dompet tersebut, yang diberi label harga 3 juta won atau setara Rp 35,49 juta. Perbuatan itu mungkin telah melanggar undang-undang anti-suap.
ADVERTISEMENT
Para pendukung presiden mengatakan Kim adalah korban dari rencana ilegal untuk menjebaknya dan kampanye kotor.
“Ini adalah sebuah bom politik dan isiko Kim Keon Hee akan semakin besar,” kata Rhee Jong-hoon, analis politik Korsel superit dikutip Reuters.
Adapun Yoon memenangkan Pemilu dengan kemenangan tipis pada tahun 2022 tetai partai yang dipimpinnya merupakan minoritas di parlemen, yang dikendalikan oleh saingannya, Partai Demokrat.