Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1578886466/krpmypo4vxahfhf1krmt.jpg)
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) mengalami koreksi signifikan sebesar 1,75 persen ke level 6.531 pada perdagangan Selasa (11/2). Tekanan jual masih membayangi pasar, seiring dengan tren penurunan yang berlangsung dalam beberapa waktu terakhir. Namun, analis memperkirakan adanya peluang penguatan dalam jangka pendek, meskipun tetap diiringi risiko volatilitas pada perdagangan Rabu (12/2).
ADVERTISEMENT
Analis MNC Sekuritas menilai, IHSG masih berada dalam fase downtrend dan telah mencapai target koreksi wave (iii).
"Kami perkirakan, terdapat peluang penguatan IHSG dalam jangka pendek, paling tidak untuk menguji rentang area 6.671-6.829 untuk membentuk wave (iv) dari wave [c] pada skenario hitam," ungkapnya.
Saat ini, level support IHSG berada di 6.509 dan 6.480, sementara resistance berada di 6.639 dan 6.698.
Senada dengan itu, analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, mengingatkan bahwa level 6.550 menjadi pivot penting dalam pergerakan IHSG sejak 2021.
“Konfirmasi breaklow 6.550 memvalidasi indikasi losing momentum IHSG dan berpotensi lanjutkan bearish trend. Untuk saat ini waspadai level psikologis 6.500 sebelum support level berikutnya di 6.400,” jelasnya.
Salah satu sentimen negatif yang membayangi pasar adalah rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia yang lebih rendah dari ekspektasi. Pada Januari 2025, IKK tercatat di level 127,2, lebih rendah dibanding perkiraan 128 dan turun dari posisi Desember 2024 di 127,7.
ADVERTISEMENT
"Pasar kecewa dengan realisasi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia di 127.2 di Januari 2025 yang lebih rendah dari perkiraan di 128 dan dari posisi Desember 2024 di 127.7. Padahal, data ini menjadi salah satu harapan besar pelaku pasar untuk dapat meredam tekanan jual di Pasar Modal Indonesia. Pasar awalnya cukup confidence dengan IKK Januari 2025 didasari sejumlah stimulus fiskal dan moneter di awal tahun 2025 ini," kata Valdy.
Di sisi eksternal, investor tengah mencermati potensi perlambatan laju penurunan inflasi AS yang diperkirakan bertahan di 2,9 persen pada Januari 2025. Situasi ini diperburuk oleh ketegangan dagang yang muncul akibat kebijakan tarif impor AS, yang membuat The Federal Reserve (The Fed) tetap mempertahankan sikap hawkish.
ADVERTISEMENT
"Laju penurunan inflasi dikhawatirkan terganggu oleh potensi perang dagang yang dipicu tarif impor AS. Kondisi ini yang menyebabkan The Fed tetap mempertahankan pandangan Hawkish dalam pidato terbaru Kepala The Fed, Jerome Powell (10-11 Februari 2025)," tambah Valdy.
Dalam kondisi pasar yang masih berfluktuasi, analis merekomendasikan strategi perdagangan selektif dengan fokus pada saham-saham yang memiliki peluang rebound atau dalam fase konsolidasi. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh MNC Sekuritas adalah BRMS, BULL, PGAS, UNTR.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham unggulan untuk perdagangan hari ini, yakni AUTO, MBMA, LSIP, AMRT, dan ACES.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
ADVERTISEMENT