IHSG Berpotensi Tertahan di 6.800, Investor Pilih Wait and See

12 Juni 2024 6:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis, memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi untuk uji support di level 6.800 dan resistance di level 6.900 hari ini, Rabu (12/6). IHSG ditutup merah pada hari Selasa (11/6), turun 65,86 poin atau 0,95 persen ke level 6.855,69.
ADVERTISEMENT
"Secara teknikal, indikator MACD bergerak sideways, begitu pula dengan Stochastic RSI, yang mengindikasikan bahwa IHSG berpotensi untuk uji support pada level 6.800," kata Alrich dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6).
Dia memprediksi pasar kemungkinan masih akan wait and see terhadap rilis data Federal Open Market Committee atau FOMC yang akan datang, sehingga mempengaruhi sentimen investor dan pelaku pasar.
Sentimen yang mempengaruhi IHSG hari ini adalah data penjualan ritel domestik bulan April yang menunjukkan penurunan signifikan ke level minus 2,70 persen dari bulan sebelumnya yang berada di 9,30 persen. Hal ini mengindikasikan normalisasi daya beli setelah lonjakan konsumsi selama periode Lebaran yang biasanya diikuti dengan lonjakan konsumsi. Sementara itu, data penjualan mobil mengalami perbaikan secara terbatas dari minus 17,50 persen di bulan April menjadi minus 13,30 persen di bulan Mei.
ADVERTISEMENT
Sementara dari sentimen global, dipengaruhi oleh respons pasar yang wait and see terhadap rilis data suku bunga The Fed yang diperkirakan tetap di level 5,50 persen. Selain itu, pidato The Fed diharapkan memberikan gambaran mengenai peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini.
"Data inflasi Amerika yang akan dirilis di hari yang sama diperkirakan stabil di 3,40 persen. Inflasi yang terkendali dapat memperbesar peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini," kata dia.
Alrich juga menyoroti faktor respons pasar terhadap negara Eropa seperti Inggris dan Jerman yang akan merilis data perekonomian. Inggris akan menantikan data GDP bulan April 2024, yang diproyeksikan tumbuh 0,7 persen dari level sebelumnya 0,6 persen di bulan Maret. Hal tersebut mengindikasikan perbaikan ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Bank of England. Sementara itu, Jerman akan merilis data inflasi yang diperkirakan tumbuh ke 2,40 persen dari 2,20 persen.
ADVERTISEMENT
"Top pick pada Rabu (12/6) meliputi rebound lanjutan untuk ESSA, MBMA, dan peluang rebound untuk ANTM, INCO, ADMR," kata dia.
Sementara MNC Securitas memperkirakan IHSG bisa melesat lebih tinggi, di mana diperkirakan hari ini IHSG akan berada di level support 6.853-6.812, dan level resistance di 7.032-7.149
"Saat ini diperkirakan posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (2), sehingga dapat diwaspadai akan lanjutan koreksi IHSG yang akan menuju ke 6.742-6.794 apabila menembus support 6.846," tulis MNC Sekuritas dalam analisanya.
Beberapa saham yang direkomendasikan untuk beli di level terlemah adalah ELSA dan KBLF. Pada perdagangan terakhir ELSA menguat 0,49 persen ke 412, namun masih disertai oleh volume penjualan.
ADVERTISEMENT
"Selama ELSA masih mampu berada di atas 404 sebagai stoplossnya, maka posisi ELSA saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C. Buy on weakness 408-412," tulis MNC Sekuritas.
Sementara KLBF pada perdagangan sebelumnya terkoreksi 2,51 persen ke 1.555 dan masih disertai dengan munculnya volume penjualan.
"Kami perkirakan, saat ini posisi KLBF sedang berada di awal wave B dari wave (B), sehingga KLBF masih rawan melanjutkan koreksinya. Buy on weakness 1.470-1.525," jelas analisis tersebut.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.