IHSG Diprediksi Kembali Melemah, Investor Khawatir Inflasi Global Tinggi

10 Februari 2025 6:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan Senin (10/2). Sebelumnya, IHSG bergerak di zona merah pada penutupan perdagangan, Jumat (7/2) dengan turun 132,96 poin (1,93 persen) ke 6.742,576.
ADVERTISEMENT
Tim Analis Phintraco Sekuritas menilai IHSG masih rawan pelemahan lanjutan di awal pekan ini. Ada sejumlah sentimen negatif yang berpotensi menekan IHSG hari ini.
“Support critical terdekat saat ini berada di 6700, dengan support berikutnya di rentang 6.550-6.600,” kata Tim Analis Phintraco dalam risetnya, Senin (10/2).
Berdasarkan hasil risetnya, indeks Wall Street melemah sekitar 1 persen di Jumat (7/2) mengakhiri kecenderungan uptrend sejak awal pekan. Pelemahan tersebut merespons rencana pengumuman kebijakan tarif baru oleh Presiden AS, Donald Trump di Senin (10/2).
Kebijakan ini memungkinkan AS untuk menerapkan nilai tarif impor yang sama dengan yang diterapkan oleh mitra dagang atas produk asal AS. Kondisi ini dikhawatirkan memicu lonjakan inflasi global.
Risiko inflasi tersebut membuat indikasi pelemahan sektor ketenagakerjaan di AS dari sejumlah data terbaru diyakini tidak akan mempengaruhi pandangan hawkish dari the Fed di 2025.
ADVERTISEMENT
“Peningkatan uncertainty risk global di atas berpotensi memicu capital outflow lanjutan dari Pasar Modal Indonesia,” ungkap Tim Analis Phintraco.
Secara teknikal, IHSG sebetulnya sudah membentuk long lower-shadow di Jumat (7/2) yang merupakan indikasi technical rebound. Akan tetapi, sentimen negatif eksternal di atas berpotensi kembali menekan IHSG, khususnya di awal pekan ini. Pasalnya, saham-saham bank big cap yang menopang IHSG di akhir pekan lalu, dikhawatirkan turut mengalami aksi jual di awal pekan ini.
Sejumlah data domestik, seperti penjualan motor, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel di Januari 2025 masih dapat diharapkan untuk meredam aksi jual tersebut.
Konsumsi domestik diperkirakan masih cukup solid di Januari 2025, melanjutkan kondisi di atas ekspektasi pada Desember 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Beberapa rekomendasi saham hari dari Tim Analis Phintraco yaitu DSSA, MEDC, EXCL, HRTA, dan TBIG.
Sementara itu, Tim Analis MNC Sekuritas menilai IHSG berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. Menurutnya, posisi IHSG sudah berada di akhir wave (iii) dari wave [c], sehingga koreksinya akan relatif terbatas.
“Berpeluang menguat untuk membentuk wave (iv) ke rentang area 6,767-6,891 sekaligus menutup area gap yang ada,” kata Tim Analis MNC Sekuritas dalam risetnya, Senin (10/2).
Beberapa rekomendasi saham hari dari Tim Analis MNC Sekuritas yaitu BBRI, ITMG, MIKA, dan TOBA.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
ADVERTISEMENT