IHSG Diprediksi Menguat, Investor Menanti Kepastian Suku Bunga AS Turun

25 Juni 2024 7:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat terbatas pada perdagangan Selasa (25/6). Pada perdagangan Senin (24/6), IHSG ditutup menguat 9,186 poin atau 0,13 persen ke level 6.889,165.
ADVERTISEMENT
Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.820–6.920.
Sentimen dari global didorong suku bunga Fed yang tidak cenderung turun telah membuat volatilitas pasar obligasi kian semakin tinggi, membuat pergerakan imbal hasil US Treasury pun mengalami kenaikan, baik yang 2 tahun maupun yang 10 tahun, yang akhirnya stabil di kisaran 4,26 persen.
Maju mundurnya penurunan tingkat suku bunga Fed, telah membuat kekhawatiran tersendiri bagi pasar obligasi, apakah naik dan turun tingkat suku bunga akan segera terjadi atau tidak.
Federal Reserve. Foto: Shutterstock
“Pergerakan tingkat suku bunga Fed diharapkan dapat mengubah arah permainan selanjutnya bagi pasar obligasi untuk dapat memberikan kepastian sejauh mana tingkat suku bunga dapat mengalami penurunan, sehingga mendorong harga obligasi untuk mengalami kenaikan,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan IHSG masih rawan kembali terkonsolidasi, terutama bila gagal bertahan di atas 6.900 di Selasa. IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang support-resistance 6830-6960.
“Sentimen domestik membaik, terlihat dari penguatan nilai tukar rupiah sebesar 0,33 persen ke Rp 16.390 per USD di Senin sore,” kata Valdy.
Penguatan tersebut sejalan dengan tingginya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan Fed Rate di September 2024. Peluang pemangkasan di atas 60 persen berdasarkan jajak pendapat terakhir oleh CME FedWatch Tools.
Perkiraan penurunan U.S. CB Consumer Confidence di Juni 2024 dan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I 2024 diyakini memperbesar peluang pemangkasan Fed Rate di September 2024.
Dari dalam negeri, rupiah berpeluang lanjutkan penguatan meski terbatas. Pemicunya adalah rencana intervensi pasar oleh BI dengan mengoptimalkan sejumlah instrumen investasi yang dapat menarik inflow.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, keputusan BI menahan suku bunga di 6,25 persen berdampak positif kepada psikologis pasar,” ujarnya.
*****
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.