IHSG Diprediksi Menguat, Saham-saham Bank Berpotensi Naik

Ilustrasi IHSG BEI Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari Senin (20/1). Selama sepekan, IHSG naik sebesar 3,22 persen menjadi berada pada dari level 7.088,795 pada penutupan pekan sebelumnya.

Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.240–7.340.

"Begitu pun dengan imbal hasil obligasi yang masih terus konsisten mengalami penurunan dari sebelumnya imbal hasil SUN 10y bermain di rentang 7-7,1 persen, saat ini bermain di 6,9-7 persen," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (20/1).

IHSG dan pasar obligasi masih berpotensi mengalami penguatan pekan ini meskipun penguatan akan terbatas karena libur panjang yang membuat ruang transaksi menjadi terbatas.

"Inflasi Amerika yang mulai menurun sehingga semakin meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga di tahun ini yang tentunya dapat meningkatkan penyaluran kredit, sehingga saham-saham perbankan dapat berpotensi kembali menguat setelah sebelumnya mengalami penurunan yang cukup dalam," lanjut Pilarmas Investindo Sekuritas.

Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Sementara itu, Phintraco Sekuritas mengungkapkan pergerakan IHSG di awal pekan ini akan merefleksikan pidato terbaru Kepala the Fed, Jerome Powell pada Senin dini hari.

"Selanjutnya, pasar akan merespons keputusan RDG BI di hari terakhir perdagangan pekan ini (22/5). Pekan ini akan menjadi pekan yang singkat karena hari perdagangan hanya berlangsung tiga hari," katanya.

Pekan ini akan menjadi pekan yang singkat karena hari perdagangan hanya berlangsung tiga hari.

Sementara di AS tengah berlangsung serangkaian pidato petinggi the Fed. Kondisi tersebut diperkirakan menahan laju IHSG pada pekan ini.

Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham-saham yang dapat diperhatikan meliputi ADMR, INDF, JSMR, ACES, NISP, dan AVIA.

***

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.