IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Dipengaruhi Data Cadangan Devisa

11 Juli 2023 6:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat terbatas pada perdagangan Selasa (11/7). Pada perdagangan Senin (10/7), IHSG ditutup naik 14,579 poin (0,22 persen) ke 6.731,038.
ADVERTISEMENT
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan IHSG masih menunjukkan kondisi sideways. Namun, diperkirakan kembali bergerak positif usai peluncuran data perekonomian tentang cadangan devisa.
“Namun, masih adanya peluang risiko koreksi wajar tetap harus diwaspadai oleh para investor, hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas,” ujar William dalam risetnya, Selasa (11/7).
Pergerakannya berada di 6.636 sampai 6.798. Saham yang diremomendasikan William antara lain, AALI, BMRI, PWON, HMSP, BBCA, ITMG, dan SMRA.
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengungkapkan IHSG berpotensi uji pivot 6.680 pada hari ini. Ia mengatakan pelemahan IHSG didorong oleh data ekonomi terbaru China yang memperkuat indikasi perlambatan aktivitas ekonomi di Juni 2023.
“Inflasi turun ke 0 persen yoy di Juni 2023 dari 0.2 persen yoy di Mei 2023 bersamaan dengan penurunan PPI sebesar 5,4 persen yoy di Juni 2023. Pasar cenderung merespons negatif hal ini,” kata Alrich dalam prediksinya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Alrich mengatakan penurunan realisasi Indonesia Consumer Confidence Index di 127,1 di Juni 2023 dari 128.3 di Mei 2023, mengindikasikan kondisi confidence. Ia juga menyebut realisasi Juni 2023 termasuk tinggi, relatif terhadap rata-rata kondisi pre-pandemi sekalipun.
Alrich menyarankan pelaku pasar agar mencermati potensi rotasi sektor lanjutan ke saham-saham dalam rate-sensitive sectors yang juga berkaitan dengan konsumsi, seperti BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, ICBP, CTRA, BSDE dan PWON.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.