IHSG Diprediksi Tertekan Sentimen Trump, Investor Bakal Alihkan Dana ke SUN

7 April 2025 18:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Setelah libur lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mulai diperdagangkan lagi pada Selasa (8/4). Indeks saham diprediksi bakal tertekan imbas kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Ekonom Global Markets Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai bahwa terdapat potensi terjadinya hot money outflow atau arus keluar dana asing pada perdagangan besok.
“Tren tersebut akan terus terjadi hingga ada perkembangan yang menunjukkan sentimen membaik dari perkembangan mengenai dampak tarif terbaru AS, khususnya terhadap Indonesia,” ujar Myrdal kepada kumparan, Senin (7/4).
Myrdal menilai dana asing yang keluar dari Indonesia belum tentu mengalir ke pasar saham. Ia merasa investor berpotensi mengalihkan dananya ke instrumen berpendapatan tetap seperti Surat Utang Negara (SUN), yang dinilai lebih menarik karena menawarkan imbal hasil kompetitif
"Jadi dana asing mungkin bisa mengalir ke sana (SUN),” jelas Myrdal.
Myrdal menegaskan SUN tetap diminati sebagai instrumen safe haven di tengah kebijakan tarif Trump. Sebab, investor cenderung mencari instrumen yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
Karena SUN menjadi tujuan para pelaku pasar saat ini, Myrdal memprediksi arus keluar dana asing di instrumen-instrumen tersebut akan mencapai USD 1 hingga 3 miliar pada April, bergantung sentimen yang berkembang dan bagaimana ke depannya memengaruhi kondisi pasar.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Sementara itu, Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, menyarankan agar investor, baik dari dalam maupun luar negeri, tetap mencermati kinerja fundamental emiten, terutama di tengah tekanan global saat ini yang berpotensi mendorong terjadinya hot money outflow.
“Investor harus cermat, apalagi terhadap emiten yang menerapkan good corporate governance (GCG), saya pikir ini tentunya akan menjadi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan yang terjadi saat ini,” ucap Nafan.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia, Ezaridho Ibnutama, memperkirakan IHSG akan melemah dan bergerak di kisaran 6.000–5.800, dipicu oleh sentimen negatif dari kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Trump.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kebijakan tarif tersebut dapat menjadi tekanan tambahan bagi IHSG, yang sebelumnya telah terbebani oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian arah kebijakan moneter. Pelaku pasar kini tengah mencermati potensi dampaknya terhadap sektor-sektor berorientasi ekspor, seperti industri manufaktur, tekstil, elektronik, dan otomotif.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.