IHSG Diproyeksi Cerah, Investor Tunggu Data Ekonomi Domestik-Global

17 Maret 2025 7:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Senin (17/3). IHSG ditutup melemah -1,93 persen ke level 6.515.63 pada perdagangan Jumat (14/3).
ADVERTISEMENT
Analis MNC Sekuritas melihat saat ini, posisi IHSG diperkirakan masih rawan terkoreksi ke rentang area 6.413-6.464 untuk membentuk bagian dari wave [b] dari wave B.
“Setelahnya, IHSG berpeluang menguat ke rentang 6.756-6.850 pada skenario hitam,” tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya, Senin (17/3).
Saham-saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan meliputi ASII, CBDK, LSIP, dan TINS pada perdagangan Senin (17/3).
Analis Phintraco Sekuritas melihat, secara teknikal terdapat potensi deathcross yang terjadi pada MACD yang diikuti dengan penyempitan positive slope. Selain itu indikator modern lain menunjukkan potensi hal yang serupa dan berada pada area overbought-nya.
“Dengan demikian, kami perkirakan IHSG akan menguji support psikologis yang berada pada level 6.500 pada perdagangan Senin,” tulis analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Senin (17/3).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan fundamental dengan sentimen global, IHSG dipengaruhi oleh pasar menantikan rilis data penjualan ritel Amerika Serikat bulan Februari yang diperkirakan akan membaik ke level 0,50 persen month on month (MoM). Angka ini meningkat dari periode sebelumnya yang berada pada level -0,90 persen MoM.
Selain itu, penjualan ritel di luar sektor otomotif juga diperkirakan meningkat sebesar 0,50 persen MoM dari level sebelumnya yang berada pada -0,40 persen MoM. Kenaikan angka dua data ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja sektor konsumsi masyarakat di Amerika Serikat.
Lalu sentimen dari regional, IHSG dipengaruhi oleh yang China akan merilis data produksi industri untuk periode Januari-Februari. Data produksi industri negeri tirai bambu itu diperkirakan sedikit mengalami penurunan ke level 5,40 persen year on year (yoy) dari 6,20 persen yoy pada periode sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, penjualan ritel periode yang sama justru diperkirakan meningkat menjadi 4 persen yoy dari level sebelumnya di 3,70 persen yoy.
“Perbedaan antara kedua data ini dipengaruhi oleh periode Januari-Februari di China berlangsung perayaan Imlek yang mendorong aktivitas belanja serta menurunkan aktivitas industri,” tulis analis Phintraco Sekuritas.
Dari dalam negeri, pasar tengah menanti data neraca perdagangan Februari akan dirilis hari ini, Senin (17/3). Pada Januari lalu, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,45 miliar, melebihi ekspektasi USD 1,91 miliar.
Kenaikan ini didorong oleh penurunan impor 2,67 persen yoy imbas depresiasi rupiah, melemahnya daya beli, dan dampak libur panjang. Sementara itu, ekspor tumbuh 4,88 persen meleset dari perkiraan sebesar 6,99 persen.
Saham-saham yang dapat diperhatikan sepanjang perdagangan Senin (17/3) meliputi UNVR, SMRA, ISAT, MBMA, BSDE dan MEDC.
ADVERTISEMENT
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.