IHSG Diproyeksi Melemah Imbas Libur Panjang Bursa Tiongkok

2 Oktober 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada perdagangan Rabu (2/10). Pada perdagangan Selasa (1/10) IHSG ditutup menguat 114,19 poin atau 1,52 persen ke posisi 7.642,12.
ADVERTISEMENT
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memproyeksi IHSG bakal terkoreksi ke kisaran 7.580-7.600. Menurutnya, libur panjang bursa saham Tiongkok diperkirakan berdampak pada penurunan tekanan jual/capital outflow dari pasar modal Indonesia.
“Akan tetapi, lonjakan pada harga minyak seiring potensi akselerasi eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah berpotensi menekan IHSG,” kata Valdy dalam keterangan resminya, Rabu (2/10).
Dari dalam negeri, Valdy menyebut, inflasi inti naik ke 2.09 persen yoy di September 2024 dari 2.02 persen yoy di Agustus 2024. Kondisi ini mengindikasikan dampak positif pelonggaran kebijakan moneter pada konsumsi masyarakat di Indonesia dan stabilitas harga pangan serta energi di September 2024.
“Top picks di Rabu (2/10) meliputi BBCA, BBTN, ASII, AALI dan LSIP,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, memprediksi IHSG berada di rentang 7.589-7.698. Dia menyebut, peluang pergerakan IHSG pasca rilis inflasi terlihat bergerak pada rentang konsolidasi wajar.
“Dengan teknikal rebound yang terjadi dan berpotensi melanjutkan uptrend jangka menengah, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William.
William merekomendasikan saham ASII, ASRI, PWON, ⁠SMRA, ⁠BSDE, CTRA, ⁠JSMR, ⁠BBRI, BBCA, dan BBNI.
===
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.