Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan menguat pada perdagangan Rabu (1/11). Hal ini selaras dengan penutupan IHSG pada perdagangan Selasa (31/10) sebesar 16,319 poin atau 0,24 persen pada 6.752,211 poin.
ADVERTISEMENT
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksikan IHSG akan bergerak pada rentang 6.654-6.778.
“ Mengawali perdagangan pada bulan ke 11 pada tahun 2023, di mana terdapat rilis data perekonomian berupa data inflasi yang disinyalir akan stabil,” Tulis Wiliam dalam keterangannya pada Rabu (1/11).
Wiliam melihat adanya kontribusi positif terhadap pola gerak IHSG Di tengah fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar. “Hari ini hari IHSG berpotensi menguat,” tambah William.
William kemudian merekomendasikan saham HMSP, ASII, BBCA, BBNI, KLBF, PWON, AS RI, SMRA, dan CTRA.
Senada dengan Wiliam, analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memproyeksikan IHSG akan rebound lanjutan ke poin 6.800.
“IHSG membentuk pola dragonfly doji pada perdagangan Selasa (31/10). Bersamaan pergerakan tersebut, Stochastic RSI membentuk golden cross pada pivot area atau 50 persen,” Tulis Alrich dalam keterangannya pada Rabu (1/11).
ADVERTISEMENT
Alrich melihat MACD membentuk golden cross dengan konfirmasi rebound ke atas 6.750. Dengan konfirmasi rebound ke atas 6.750, IHSG berpotensi lanjutkan rebound ke kisaran 6.800.
Hal ini disebabkan oleh sentimen dari luar negeri meliputi Japan industrial production pada September 2023 yang turun 4,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY). Angka 4,6 persen tersebut lebih dalam dari angka Agustus 2023 yaitu sebesar 4,4 persen yoy.
Selain itu, realisasi indeks manufaktur Tiongkok turun ke 49,5 di Oktober 2023, lebih rendah dari ekspektasi dan periode September 2023 pada poin 50,2.
Sementara, dari dalam negeri, menurutnya pelaku pasar mengantisipasi data indeks manufaktur dan inflasi di Oktober 2023.
“Indeks manufaktur diyakini masih bertahan di atas 50 di Oktober 2023. Sementara inflasi diperkirakan naik ke 2.6 persen yoy di Oktober 2023. Meski naik, inflasi masih berada dalam rentang asumsi APBN 2023 di 2-4 persen yoy,” tambah Alrich.
ADVERTISEMENT
Dipengaruhi sentimen-sentimen di atas, Alrich menyebut nilai tukar Rupiah cenderung bertahan di Rp 15,880/USD hingga Selasa (31/10) sore.
Alrich kemudian merekomendasikan saham BRPT, INKP, TKIM, AKRA, SMGR dan TOWR Untuk diperhatikan pada Rabu (1/11).
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.