IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Ini Rekomendasi Saham Hari Ini

28 November 2023 7:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan Selasa (28/11). Senada dengan penutupan perdagangan saham Senin (27/11), IHSG ditutup naik 3,774 poin (0,05 persen) ke posisi 7.013,406.
ADVERTISEMENT
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksikan IHSG akan bergerak pada rentang 6.821-7.054.
“Hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas. Pola pergerakan IHSG menjelang pergantian bulan terlihat masih berada dalam rentang konsolidasi wajar, peluang kenaikan masih belum terlihat terlalu besar,” kata William dalam risetnya dikutip pada Selasa (28/11).
Sedangkan dalam jangka pendek, William melihat IHSG cenderung berpotensi bergerak sideways di tengah minimnya sentimen yang dapat mendongkrak kenaikan IHSG secara signifikan, sehingga peluang koreksi minor masih dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian.
Adapun William merekomendasikan saham untuk perdagangan Selasa (28/11), meliputi BBNI, SMGR, ICBP, TBIG, AALI, SMRA, dan KLBF.
Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memproyeksikan potensi pullback IHSG ke level psikologis 7.000 pada Selasa (28/11).
ADVERTISEMENT
“IHSG kembali mengalami pullback pasca uji resistance 7.050. Dengan demikian, IHSG kembali membentuk upper-bound panjang untuk kali kedua secara berturut-turut,” kata Alrich dalam risetnya dikutip pada Selasa (28/11).
Alrich bilang, secara teknikal, IHSG masih berada dalam kondisi rawan profit taking di Selasa (28/11). Waspadai potensi pullback atau koreksi ke critical level di 7.000.
“Perlambatan pertumbuhan M2 money supply di Indonesia ke 3.4 persen yoy di Oktober 2023 dari 6 persen yoy di September 2023 memperkuat keyakinan pasar terhadap tren penurunan inflasi jelang akhir tahun 2023,” tambah Alrich.
Dengan demikian, lanjut Alrich, BI diyakini memiliki ruang untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 6 persen pada RDG Desember 2023.
Kondisi ini menurutnya memicu penguatan signifikan 0.45 persen nilai tukar Rupiah ke level Rp 15,490 per USD di Senin (27/11) sore.
ADVERTISEMENT
Alrich menyebut top picks pada Selasa (28/11), meliputi potensi trading buy pada BBTN, BMRI, CTRA, SMGR dan UNTR; peluang buy on support pada ACES dan ISAT; serta peluang speculative buy pada BMTR.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.