IHSG Naik 0,96 Persen Sepekan, Simak Daftar Saham yang Cuan dan Boncos

9 Maret 2024 10:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan dari 4-8 Maret 2024. IHSG menguat sampai mencetak rekor all time high pada penutupan perdagangan pekan ini.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyebutkan IHSG pekan ini ditutup menguat 0,96 persen dari posisi 7.311,907 pada pekan sebelumnya, menjadi 7.381,907.
"IHSG kembali memecahkan rekor all time high atau tertinggi sepanjang sejarah, yaitu ditutup pada posisi 7.381,907 atau meningkat 0,11 persen dari rekor sebelumnya, yaitu 7.373,964 pada Kamis (7/3)," ungkapnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (9/3).
Kautsar melanjutkan, kapitalisasi pasar BEI sepekan ini turut mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,98 persen menjadi Rp 11.818 triliun, dari Rp 11.703 triliun pada pekan sebelumnya.
Pada Kamis (7/3), lanjut dia, kapitalisasi pasar BEI juga sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp 11.821 triliun, dari rekor sebelumnya sebesar Rp 11.810 triliun pada Kamis (4/1) lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian saham selama sepekan mengalami penurunan 4,17 persen menjadi 19,65 miliar lembar, dari 20,50 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian saham juga turun sebesar 6,37 persen menjadi Rp 10,47 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 11,19 triliun. Frekuensi transaksi harian saham anjlok 7,35 persen menjadi 1,2 juta kali transaksi, dari 1,3 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
"Investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 1,24 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 18,71 triliun," ungkap Kautsar.
Mengutip RTI Business, saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) menjadi top gainers dalam sepekan, naik 30,87 persen menjadi Rp 975 per saham. Diikuti oleh PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) naik 29,09 persen menjadi Rp 284, PT Timah Tbk (TINS) naik 26,96 persen menjadi Rp 730.
ADVERTISEMENT
Saham top gainers lainnya yaitu PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang menguat 20,66 persen menjadi Rp 292 per saham, dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang naik 19,38 persen menjadi Rp 5575 per saham.
Sementara saham top losers sepekan ini adalah PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) turun 28,82 persen menjadi Rp 326 per saham, diikuti oleh PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) turun 22,40 persen menjadi Rp 97.
Saham top losers lainnya adalah PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) turun 20,77 persen menjadi Rp 206 per saham, PT Sinergi Multi Lestarindo (SMLE) turun 18,32 persen menjadi Rp 214, dan PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk (LMAX) turun 16,05 persen menjadi Rp 68.
ADVERTISEMENT

Pencatatan Obligasi

Mengawali pekan, pada Senin (4/3), Obligasi Berkelanjutan IV Chandra Asri Pacific Tahap IV Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mulai dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nominal Rp 1.500.000.000.000,00.
Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi adalah idAA- (Double A Minus). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.
Kautsar menjelaskan, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 16 emisi dari 15 emiten senilai Rp 16,78 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 550 emisi dari 128 emiten dengan outstanding sebesar Rp 468,84 triliun dan USD 32,362 juta.
ADVERTISEMENT
"Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nominal Rp 5.829,60 triliun dan USD 502,10 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 3,25 triliun," tutur Kautsar.