IHSG Sepekan, Ini Saham yang Boncos dan Cuan

5 November 2022 8:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan, yaitu dari 31 Oktober hingga 4 November 2022. Selama periode ini, data perdagangan BEI ditutup bervariasi.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan BEI, Aulia Noviana Utami, mengatakan terjadi peningkatan pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa sebesar 2,62 persen menjadi Rp 13,352 triliun dari Rp 13,011 triliun pada pekan lalu.
"Pergerakan IHSG mengalami perubahan 0,15 persen atau berada pada level 7.045,527 dari 7.056,040 pada penutupan pekan sebelumnya," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (5/11).
Meski demikian, lanjut Aulia, penurunan terjadi pada kapitalisasi pasar bursa sebesar 0,27 persen menjadi Rp 9.342,695 triliun dari Rp 9.368,322 triliun pada pekan yang lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga mengalami penurunan sebesar 1,98 persen menjadi 1.195.583 transaksi selama sepekan, dari 1.219.787 transaksi pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi bursa juga turun 6,35 persen, dari 22,052 miliar saham pada pekan lalu, menjadi 20,651 miliar saham.
ADVERTISEMENT
"Investor asing pada hari ini (Jumat) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 186,50 miliar dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 80,424 triliun," kata Aulia.
Adapun pada penutupan IHSG Jumat (4/11), beberapa saham-saham gainers di antaranya Pan Brothers (PBRX) naik 25 poin (22,73 persen) ke 135; Pelangi Indah Canindo (PICO) naik 74 poin atau 18,88 persen ke 466; Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA) naik 54 poin (17,65 persen) ke 360; Matahari Putra Prima (MPPA) naik 17 poin (12,69 persen) ke 151.

3 Obligasi dan 1 Sukuk Dicatatkan pada Pekan Ini

Aulia memaparkan terdapat pencatatan 3 obligasi dan 1 sukuk di BEI selama pekan ini. Pertama, PT Federal International Finance menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Federal International Finance, Senin (31/10) dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap IV Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di BEI dengan nilai obligasi sebesar Rp1.177.000.000.000,00.
ADVERTISEMENT
Obligasi tersebut terdiri dari dua seri, yaitu Obligasi Seri A dengan nilai nominal Rp500.760.000.000,00 dan tingkat bunga tetap 5,00 persen per tahun serta jangka waktu 370 hari kalender. Obligasi Seri B dengan nilai nominal Rp 676.240.000.000,00 dan tingkat bunga tetap 6,80 persen per tahun serta jangka waktu 36 bulan. Obligasi ini memiliki peringkat idAAA (Triple A) dan AAA(idn) (Triple A).
Selanjutnya pada Rabu (2/11), PT Voksel Electric Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Voksel Electric Tahap I Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 250.000.000.000,00 dan tingkat bunga tetap 9,90 persen per tahun serta jangka waktu 370 hari. Hasil pemeringkatan dari PT Kredit Rating Indonesia untuk obligasi adalah idA- (Single A Minus).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pada Jumat (4/11), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di BEI. Peringkat obligasi ini idA (Single A) untuk obligasi dan idAsy (Single A Syariah) untuk sukuk mudharaba.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Aulia mencatat total emisi obligasi dan sukuk sepanjang tahun 2022 adalah 111 emisi dari 72 emiten senilai Rp 137,87 triliun. Dengan seluruh pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 519 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 462,19 triliun dan USD 47,5 juta, diterbitkan oleh 126 emiten.
"Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 178 seri dengan nilai nominal Rp 5.131,04 triliun dan USD 438,31 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 3,11 triliun," lanjutnya.
Masih pada pekan yang sama, BEI meluncurkan Indeks IDX Sharia Growth pada Senin. Indeks ini mengukur kinerja harga 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan baik.
ADVERTISEMENT
"Indeks IDX Sharia Growth menambah jajaran indeks saham bertema syariah yang tercatat di BEI. Saat ini terdapat 5 indeks saham syariah, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks IDX-MES BUMN 17, dan Indeks IDX Sharia Growth," pungkas Aulia.