IHSG Terjun Bebas, Apakah Emiten Perlu Melakukan Buyback Saham?

11 September 2020 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham.
 Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01 persen ke 4.891,46 pada perdagangan Kamis (10/9). Tumbangnya IHSG setelah pengumuman pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta ini diikuti oleh penurunan puluhan harga saham penghuni bursa hingga auto rejection bawah (ARB) mendekati 7 persen.
ADVERTISEMENT
Artinya banyak saham yang kini posisinya undervalue. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara pun menyarankan pada emiten agar bisa memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan pembelian saham kembali alias buyback saham.
“Betul perlu lakukan buyback karena harga saham sedang diskon,” ungkap Bhima kepada kumparan, Jumat (11/9). Menurutnya hal tersebut terbukti pagi ini berdasarkan data RTI dari Rp 4 triliun turnover sebanyak 41 persen adalah aktivitas pembelian domestik.
“Jadi ini salah satunya menunjukkan adanya aktivitas untuk buyback saham ketika harga drop. Timingnya pas,” ujar Bhima.
Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang punya pendapat lain. Menurutnya, kejatuhan IHSG dua hari ini tidak perlu direspons dengan melakukan buyback oleh emiten. Sebab Edwin memprediksi pelemahan IHSG hanya bersifat sementara.
ADVERTISEMENT
“Enggak perlu (buyback). Karena kejatuhan harga saham hanya sementara sehingga dana buyback bisa digunakan untuk kebutuhan lain oleh perusahaan,” ujarnya.
Senada dengan Edwin, Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah juga mengatakan bahws emiten tidak perlu terlalu reaktif menghadapi kondisi pasar saat ini. Menurutnya pelemahan IHSG disebabkan oleh sentimen negatif adanya PSBB, bukan karena kondisi fundamental emiten.
“Emiten tidak sereaktif itu. Kondisi ini kan lebih dipicu oleh sentimen negatif akibat diketatkannya kembali PSBB. bukan dikarenakan permasalahan fundamental emiten. Naik turunnya harga adalah biasa di pasar,” ujar Piter.
Sebaliknya, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengamini bahwa langkah buyback saham bisa dipertimbangkan oleh emiten. Sebab menurutnya, opsi buyback bisa turut mengembalikan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Sebaiknya emiten menerapkan kebijakan buyback saham demi menciptakan optimisme para pelaku investor,” tandasnya.