Ikatan Arsitek Pertanyakan Penunjukkan Nuarta yang Desain Istana Ibu Kota Baru

1 April 2021 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
zoom-in-whitePerbesar
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ikatan Arsitek Indonesia mempertanyakan proses sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara. Pemenang sayembara yang digelar Kementerian PUPR adalah Nyoman Nuarta.
ADVERTISEMENT
Nyoman Nuarta mengaku diberikan waktu 12 hari oleh Kementerian PUPR untuk mempersiapkan visualisasi konsep, gagasan dan sketsa gedung IKN. Gedung tersebut di antaranya Istana Presiden dan Wakil Presiden, kompleks Senayan, dan rumah ibadah.
Sekretaris Jenderal Ikatan Arsitek Indonesia, Ariko Andikabina, mengatakan pihaknya khawatir kalau benar waktu yang diberikan hanya 12 hari. Sebab, bisa saja hasilnya malah kurang maksimal.
“Untuk sayembara bangunan publik yang lain kita memerlukan waktu yang cukup. Sedang untuk bangunan sepenting ini, untuk kepala negara, orang nomor 1 di negeri ini kenapa didesain dengan 1 hari? Dengan asumsi 12 bangunan dalam 12 hari ya,” kata Ariko saat dihubungi, Kamis (1/4).
Ariko menganggap dalam proses desain tersebut seharusnya dimaksimalkan. Ia menegaskan dalam sayembara desain istana memang tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
ADVERTISEMENT
“Kita perlu mencurahkan pikiran-pikiran terbaik di negeri ini. Karena istana, dengan tingkat keamanan dan kerahasiaan yang tinggi bisa saja dilakukan sayembara terbatas. Namun selayaknya tetap dilaksanakan secara baik dan selayaknya,” ujar Ariko.
Seperti diketahui, ada lima arsitek dan ahli yang menjadi peserta dalam sayembara ini. Mereka adalah Andra Matin, Supie Yolodi, Yori Antar, Nyoman Nuarta, dan Sibarani Sofian.
Seniman patung I Nyoman Nuarta. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Nuarta lalu dinyatakan sebagai pemenang pada Senin (29/3) lalu dan Kementerian PUPR meminta dia untuk membuat pra-desain Istana Garuda dalam waktu satu bulan.
Nuarta mengatakan, ide Istana Garuda terinspirasi dari filosofi Burung Garuda sebagai lambang negara. Menurut dia, Istana Negara wajib memiliki ikon keberagaman suku dan budaya di Indonesia.
Nuarta mengatakan, Istana Negara ini akan dibangun dengan karya arsitektur yang memadukan seni, sains, teknologi, dan ramah lingkungan. Istana ini akan dibangun 9 lantai pada tanah seluas 4 hektar. Kantor utama, sekretaris dan staf presiden akan terletak pada tubuh patung Garuda. Pada bagian lain dibuat museum dan galeri serta kawasan UMKM.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi 76 meter. Tinggi ini sebagai tanda groundbreaking dimulai, yakni pada usia ke-76 Indonesia. Bulu-bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17 helai, ekor 8 helai, pangkal ekor 19 helai dan bagian leher 45 helai.
“Oleh sebab itu, Garuda pada Istana Negara akan mewujudkan tanggal 17-8 1945, ketika rakyat Indonesia melalui Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia,” kata dia.
“Sedangkan secara teknologis, Istana Negara akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan. Sosok Garuda dalam Istana Negara akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga dan kuningan. Kedua logam terakhir ini akan mengalami proses oksidasi sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca, sebagaimana pula terdapat dalam patung GWK di Bali,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Pada kawasan Istana, Nuarta juga mendesain Plaza Nusantara seluas 10 hektar untuk area rekreasi outdoor, jogging track, jalur pejalan kaki, jalur buggy serta gelanggang. Sejumlah area akan diperkenankan diakses publik.
Nuarta mengaku Kementerian PUPR belum menyebut besaran anggaran yang digelontorkan untuk membangun Istana Garuda. Dia juga tak berani menyebut tafsiran angka karena masih tahap penyempurnaan desain.