Ikuti BI Rate, BCA Turunkan Suku Bunga Deposito

28 Oktober 2019 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Laporan Keuangan Triwulan III 2019 BCA di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Laporan Keuangan Triwulan III 2019 BCA di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (7-DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen.
ADVERTISEMENT
Adapun sepanjang tahun ini, BI telah memangkas bunga acuannya sebanyak empat kali atau sebesar 1 persen.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya telah menurunkan bunga deposito seiring kebijakan pemangkasan bunga acuan 7-DRRR. Sementara suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) masih tetap.
"Udah. Deposito kita tiap kali bulan hampir BI turun kita juga turun. Gitu kan, disesuaikan aja. Bahkan pernah (kita) duluan turun ternyata BI memang turun," katanya saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (28/10).
Jahja menambahkan penurunan BI rate ini sedikit banyak akan berdampak kepada pertumbuhan kredit konsumen (consumer). Sebab, penurunan BI rate memberikan keringanan bagi kredit konsumen.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA saat Laporan Keuangan Triwulan III 2019 BCA di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Berdasarkan catatan laporan kinerja hingga kuartal III 2019, kredit konsumer seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 6,8 persen menjadi Rp 92,1 triliun dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun untuk sektor investasi dan bisnis penurunan BI rate tidak memberikan pengaruh terhadap penyaluran pinjaman.
"Enggak ada pengaruh kredit. Kalau memang enggak ada minat investasi biar bunga nol persen pun buat apa? atau 2 persen 3 persen. Jadi mereka enggak mau investasi karena biaya kalau belum menghasilkan," imbuhnya.
Sementara itu, pertumbuhan kredit untuk segmen bisnis korporasi hingga kuartal III 2019 tumbuh 16 persen dibanding periode sama pada tahun sebelumnya, menjadi Rp 232 triliun.