Ikuti BPKP, Luhut Tak Rekomendasikan KCI Impor KRL Bekas Jepang

6 April 2023 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepadatan calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin (13/3/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepadatan calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin (13/3/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tak merekomendasikan PT KCI untuk impor KRL dari Jepang. Hal ini disampaikan anak buahnya, Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Marves Septian Hario Seto.
ADVERTISEMENT
Seto menjelaskan sikap Kemenko Marves didasari oleh hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menolak rencana impor gerbong bekas itu. Audit disampaikan BPKP pada 27 Maret 2023 yang ditujukan langsung ke Luhut.
Dalam surat tersebut, BPKP secara tegas tidak mempertimbangkan rencana impor KRL bekas karena tidak memenuhi kriteria. Dengan demikian, Kemenko Marves turut menegaskan tidak merekomendasikan impor KRL bekas.
“Ada beberapa alasan teknis disampaikan BPKP terkait alasan impor KRL PT KCI ini juga kurang tepat, karena ada beberapa unit sarana yang sebenarnya masih bisa dioptimalkan penggunaannya,” ujar Seto di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Kamis (6/4).
Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto, di Gedung Kemenko Marves, Kamis (6/4/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Hasil audit BPKP menunjukkan kewajaran biaya handling dan transportasi dari Jepang ke Indonesia yang diajukan PT KCI tidak dapat diyakini karena perhitungannya tidak berdasarkan survei harga, melainkan hanya berdasarkan harga pengadaan KRL bekas tahun 2018 ditambah 15 persen.
ADVERTISEMENT
Pun dengan hasil klarifikasi dengan PT Pelindo menunjukkan kontainer yang tersedia 20 feet dan 40 feet, sehingga pengangkutan dan pengiriman kereta harus menggunakan kapal kargo. Hal ini bisa menyebabkan penambahan biaya yang harus diestimasi dengan akurat.
“Secara umum kita rapat eselon I membahas soal ini. Kami meminta PT KCI melakukan review terhadap orasi yang saat ini ada dan optimalkan sarana ada. Bisa dilakukan retrofit sarana yang saat ini ada atau akan pensiun,” lanjut Seto.
Seto juga meminta PT KCI untuk meninjau operasi dan sistem perawatan untuk menjamin keselamatan dalam sarana, khususnya teknologi yang sudah tua.
“Ini yang kita minta kepada PT KCI, dan terakhir retrofit bisa dilakukan,” tuturnya.